Selasa, 23 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN HIPERTENSI



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
      Yang dimaksud dengan hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan, apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan edema maka disebut preeklamsia yang tidak murni atau tidak superimposed pre-eklamsia
      Penyakit hipertensi menahun merupakan penyakit yang sudah ada sebelum wanita hamil dan yang terbanyak disebabkan oleh penyakit pembuluh darah (hipertensi esensial) dan penyakit ginjal
      Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu, jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui sulit membedakan antara pre-eklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian tangani sebagai hipertensi karena kehamilan.
2.      Tujuan Penulis
a.      Tujuan Umum
            Diharapkan mahasiswa akademi kebidanan mempunyai wawasan yang lebih dalam dari pengalaman yang nyata dalam melaksanakan manejemen kebidanan.
b.      Tujuan Khusus
1.    Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada klien
2.    Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah pada klien
3.    Mahasiswa mampu membantu identifikasi masalah potensial pada klien
4.    Mahasiswa diharapkan mampu membantu identifikasi tindakan segera pada klien
5.    Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan intervensi pada klien
6.    Mahasiswa mampu membuat intervensi yang telah ditentukan pada klien
7.    Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien
8.    Mahasiswa diharapkan mampu melakukan dokumentasi asuhan kebidanan terhadap tindakan yang dilakukan






BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1    Konsep Dasar Kehamilan
     Adapaun batasan atau pengertian kehamilan normal multigravida dengan hipertensi kronis adalah :
2.1.1        Kehamilan Normal
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahinrya janin, lamanya hamil adalah 280 hari 140 minggu atau 9 bulan 7 hari di hitung dari hari pertama haid terakhir
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 89)
Asuhan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diarahkan untuk menjamin agar setiap wanita hamil dan menyusui bayinya dapat memlihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya. Dan dapat merawat bayinya dengan baik guna tercapai keluarga kecil bahagia sejahtera.
(Ilmu Kebidanan, 2002 : 3)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang egois untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
(Varney, 1997)


2.2    Konsep Dasar Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan
2.2.1        Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan
     Hipertensi kronis adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Noenatal, 2002)
     Hipertensi kronis jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, sulit membedakan antara preeklamsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan
2.2.2        Etiologi
Penyebab utama dalam kehamilan adalah :
2.2.2.1  Hipertensi Esensial
Adalah penyakit hipertensi yang mungkin disebabkan oleh faktor heriditer serta dipengaruhi oleh faktor emosi dan lingkungan
2.2.2.2  Penyakit Ginjal
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomik ginjal dan saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik.

2.2.3        Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi adalah sebagai berikut :


2.2.3.1  Hipertensi Karena Kehamilan
1.      Sering pada primigravida, patologi telah terjadi akibat implantasi sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
2.      Resiko meningkat pada :
-          Masa placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
-          Diabetes militus
-          Iso imunisasi rhesus
-          Faktor krediter
-          Masalah vaskuler
3.      Hipertensi karena kehamilan
-          Hipertensi protein atau edema
-          Preeklamsia ringan
-          Preeklamsia berat
-          Eklamsia
4.      Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah
5.      Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut :
-          Tekanan diastolik > 110 mmHg
-          Protein urin ³ 2 +
-          Oligo uria < 400 ml per 24 jam
-          Edema paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi
-          Gangguan pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut
-          Nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa
6.      Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala preeklamsia berat dan kejang
-          Kejang terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
-          Kome terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)

2.2.3.2  Hipertensi Kronik
1.      Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
2.      Superimposed preeclansia adalah hipertensi kronik dengan preeklamsia

2.2.4        Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan
1.      Pertumbuhan janin terhambat
2.      Kematian janin
3.      Persalinan prematur
4.      Solutio placenta



2.2.5        Pengaruh Kehamilan Terhadap Hipertensi
1.      Perdarahan serebral
2.      Gagal jantung, ginjal, hati
3.      Tromboembolisme
4.      Gangguan pembengkakan
2.2.6        Diagnosa
2.2.6.1  Hipertensi Karena Kehamilan
1.      Hipertensi
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
2.      Preeklamsia ringan
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
Tanda : protein uria 1 +
3.      Preeklamsia berat
Tekanan darah yaitu tekanan diastolik > 110 mmHg
Tanda : proteinuria 2 +, oliguria, triperfleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium
4.      Eklamsia
Tekanan darah : yaitu hipertensi                    Tanda : kejang
2.2.6.2  Hipertensi Kronik
1.      Hipertensi kronik
Tekanan darah adalah hipertensi
Tanda : kehamilan < 20 minggu
2.      Superimpossed preeklamsia
Tekanan darah adalah hipertensi kronik
Tanda : protein uria + tanda-tanda lain pre eklamsia
2.2.7        Pencegahan
2.2.7.1  Hipertensi Kehamilan Tanpa Protemania
Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara rawat jalan
1.      Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi jamiran setiap minggu
2.      Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
3.      Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan
2.2.7.2  Pre-eklamsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
1.      Pantau tekanan darah, protein urine, refleks dan kondisi janin
2.      Lebih banyak istirahat
3.      Diet biasa
4.      Tidak perlu diberi obat-obatan
5.      Jika rawat jalan tidak perlu rawat rumah sakit
-          Diet biasa
-          Pantau tekanan darah 2 x sehari proteinurea 1 x sehari
-          Tidak perlu obat-obatan
-          Tidak perlu diureetik dll
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi
1.      Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin SIV dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
2.      Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin musprostal
2.2.7.3  Preeklamsi Berat dan Eklamsi
     Penanganan preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia
2.2.7.4  Hipertensi Kronik
1.      Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut
2.      Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau tekanan sistolik   ³ 160 mmHg berikan anti hpertensi
3.      Jika terdapat proteinuria, pikirkan suporimpossed preeklamsia
4.      Istirahat
5.      Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
6.      Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
7.      Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektrose perintus 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin. Jika servik belum matnag berikan prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy
8.      Observasi komplikasi seperti solusio placenta, atau supperimpossed prreklamsia


2.3     Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
-   Bertahap dan sistematis
-   Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan 
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
­   Proses pemecahan masalah 
­   Digunakan sebagai  metode untuk  mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. 
­   Penemuan-penemuan keterampilan dalam  rangkaian atau tahapan yang logis. 
­   Untuk  pengambilan suatu keputusan
­   Yang berfokus pada klien. 


2. Langkah-langkah 
I.      Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk  memulai keadaan klien secara keseluruhan.
II.         Menginterpretasikan data untuk  mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III.      Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV.      Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien. 
V.         Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI.      Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII.   Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk  aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
*      Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah  yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.  Yang termasuk data subjektif antara  lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah  yang menggambarkan  pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam  data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

*      Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

*      Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
*      Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk  melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk  dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. 

*      Langkah V :  Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.



*      Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk  mengarahkan pelaksanaannya. 

*      Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam  diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.


BAB 3
TINJAUAN KASUS

I.             PENGKAJIAN
  1. Data Subyektif
Anamnesa tanggal : 20 – 6 – 2007      Jam : 11.10      oleh : Ika
1.      Identitas
Nama klien    : Ny “N”                       Nama Suami : Tn “W”
Umur             : 25 tahun                      Umur             : 36 tahun
Bangsa/suku  : Indonesia, Jawa          Bangsa/suku  : Indonesia, Jawa
Agama           : Islam                           Agama          : Islam
Pendidikan    : SMA                           Pendidikan    : SMA
Pekerjaan       : IRT                             Pekerjaan      : TNI-AL
Penghasilan    : -                                  Penghasilan   : -
Alamat           : Jl. Intan No.4              Alamat          : Jl. Intan No.4
                                          Driyorejo-Sby                                    Driyorejo-Sby
No. reg           : 00567006

2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan sakit kepala dan mengeluh kepala terasa pusing.

3.      Riwayat kebidanan
Riwayat menstruasi
Siklus              : 28 hari          
Lama               : 7 hari                         Menarche        :13 tahun
Warna              : Merah segar               HPHT              :13-12-2006
Bau                  : Anyir                         TP                    :20-09-2007
Flour albus      : Tidak ada
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No.
Suami ke
UK
Jenis Persalinan
Penolong
BB/PB
Jenis kelamin
Hidup/ mati
Mati
Meneteki
Riwayat KB
1.
2.
H A M I L   I N I
 
1
1

9 bln

Spt B

Bidan

3200/49


H5,5 th

-
1 th

Suntik
Riwayat kehamilan ini / ANC / TT
Ibu mengatakan pada kehamilan yang lalu sudah pernah mendapatkan TT 3 x pada trimester I kehamilan ini diperiksa sebanyak 3 x dan mengalami mual muntah. Pada trimester II ibu periksa di BPS 2 x dan di RS 1 x mendapat tablet Fe, fitamin dan juga mendapat imunisasi TT 1 x. gerak anak pertama kali sudah dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan dan gerak anak dalam 24 jam terakhir tetap aktif, pada akhir trimester II ibu mengalami hipertensi dan perut terasa kenceng-kenceng dengan mendapat tablet anti hipertensi.
4.      Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kehamilan yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan sedang menderita asma sejak dulu
b.      Riwayat penyakit keluarga/keturunan
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dan tidak ada keturunan kembar
c.       Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman berakohol dan tidak minum jamu serta tidak memelihara binatang peliharaan
5.      Riwayat sosial/budaya
-          Ibu mengatakan kehamilan yang kedua ini direncanakan dan sangat diharapkan oleh semua keluarga, suami dan ibu menerima kehamilan
-          Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan
6.      Pola kehidupan sehari-hari
1.      Pola nutrisi
Sebelum hamil  :  makan 3 x sehari porsi sedang, menu nasi sayur buah, minum ± 7-8 gelas (air putih, the)
Selama hamil     :  makan 2-3 kali sehari porsi sedang, menu : nasi sayur, lauk dan buah

2.      Pola eliminasi
Sebelum hamil  :  BAK Lancar ± 5-6 kali sehari (warna kuning jernih, bau khas kencing)
BAB ± 1 x sehari (warna kuning, bau khas, konsistensi lunak)
Selama hamil     :  BAK Lancar ± 8-9 kali sehari (warna kuning jernih, bau khas, tidak sakit)
BAB ± 1 x sehari (warna kuning, bau khas, konsistensi lunak)
3.      Pola aktivitas
Sebelum hamil  :  Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mengepel dan mencuci
Selama hamil     :  Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mengepel dan mencuci
4.      Pola istirahat
Sebelum hamil  : Tidur siang 1-2 Jam, tidur malam 7-8 jam
Selama hamil     : Tidur siang 1-2 Jam, tidur malam 6-7 jam
5.      Pola seksual
Sebelum hamil  : Melakukan hubungan seksual 1 minggu 2 x
Selama hamil     :  tidak pernah melakukan hubungan seksual
6.      Pola hygiene
Sebelum hamil  :  Ibu mencuci alat kelamin dengan sabun dan air bersih setiap BAK /BAB
Ganti celana dalam 2 x /hari
Selama hamil     :  Ibu mencuci alat kelamin dengan sabun dan air bersih setiap BAK /BAB
Ganti celana dalam 2 x /hari

  1. Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
a.       Kesadaran                   : Composmentis
b.      KU                              : Baik
c.       BB                               : 73
d.      BB sebelum hamil       : 66
e.       TB                               : 156
f.       TTV                             : TD sebelum hamil : 110/70 mmHg
  TD     : 140/90           Nadi    : 84 x/menit
  S        : 365 oC            RR       : 20 x/menit
2.      Pemeriksaan fisik
Kepala               :  Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka                 :  Tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odem
Mata                  : Sklera tidak icterus, conjungtiva tidak anemis, dan tidak ada odem palpebra
Hidung              :  Tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut/gigi         :  Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi caries, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir lembab
Telinga              :  Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher                 :  Tidak ada pmbesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelenjar getah being
Dada/payudara :  Dada simetris, payudara simetris, payudara membesar, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi, colostrum belum keluar dan bersih
Abdomen          :  Membesar kedepan, membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka pada abdomen, tidak ada striae, terdapat linea nigra
Genetalia           :  Vulva bersih, tidak tampak flour albus, tidak oedem, tidak ada condilomalata, tidak tampak bartolintis
Perineum           : Ada bekas luka pada perineum
Anus                 :  tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas: Simetris, kedua tangan tidak odem, tidak varises
               Bawah : Simetris, kedua kaki tidak odem, tidak varises
3.      Pemeriksaan khusus
a.       Palpasi
Leopold I    :  TFU pertengahan Pst – Px (25cm). UK 27 minggu pada fundus uteri teraba kosong
Leopold II  :  Disebelah kiriuterus ibu teraba bagian lunak tidak melenting diperkirakan bokong
Disebelah kanan uterus ibu teraba bulat keras, diperkirakan kepala janin
Leopold III :  Pada perut ibu bagian bawah tidak teraba bagian-bagian kecil  janin
Leopold IV :  Kedua tangan konvergen, bagian terendah janin belum masuk PAP
b.      Auskultasi
Djj 12 – 11 – 12 (140 x/menit)
c.       Ukuran panggul
Distansia spinarum      : 25 (23-26 cm)
Distansia cristarum      : 27 (26-29 cm)
Bodeloque                   : 19 (18-20 cm)
Lingkar panggul          : 95 (80-90 cm)
d.      Perkusi
Reflek patela               : +/+
4.      Pemeriksaan penunjang
a.       Darah 
Hemoglobin                : tidak dilakukan
b.      Urin    
Albumin                      : Negative
Reduksi                       : Negative

II.             Text Box: ﻉDIAGNOSA /MASALAH
Dx           :  G2P10001, UK 27 minggu, tunggal, hidup, letli      intra uterin, dengan PER
Masalah : ibu cemas sehubungan dengan kehamilannya
III.             DIAGNOSA POTENSIAL
PEB

IV.             IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

V.             INTERVENSI
Tanggal : 20-6-2007                      jam : 11.15 WIB
Tujuan
-          Mencegah terjadinya pre-eklamsia
Kriteria
-          Tensi dalam batas normal
-          Gerakan janin baik
-          Djj Normal 144 x/menit (12-12-12)
Intervensi
Tgl/jam
Diagnosa
Intervensi
Rasional
20-6-2007
11.15 WIB
G2P10001, UK 27 minggu dengan hipertensi
1.      Jelaskan hasil pemeriksaan saat ini
2.      Berikan KIE tentang
-          Tanda-tanda bahaya trimester II
-          Tanda-tanda pre eklamsi
-          Tanda-tanda janin hidup
-          Anjurkan ibu untuk miring ke kanan
3.      Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian ASI
4.      Anjurkan ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur



5.      Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
1.      Agar ibu mengetahuai keadaannya saat ini
2.      Agar ibu dapat menjaga kesehatannya dan janin








3.      Untuk mendapatkan penanganan dan terapi yang tepat

4.      Untuk mengetahui perkembangan kondisi ibu dan janin dan mendeteksi secara dini adanya komplikasi
5.      Agar keadaan ibu janin lebih baik

VI.             IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 – 6 – 2007                            Jam : 11.30
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan saat ini
TD  sebelum hamil      : 110/70 mmHg                       N : 84 x/mnt
TD sekarang                : 140/90 mmHg                       RR : 20 x/mnt
Suhu                            : 365 oC           
2.      Memberikan KIE tentang :
-          Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
·         Sakit kepala berat
·         Mata kabur
·         Nyeri perut yang hebat
·         Perdarahan pervaginam
·         Tidak ada gerakan janin
·         Odem pada wajah dan tangan
-          Menjelaskan tanda-tanda preeklamsia
-          Berat badan yang berlebihan
-          Edema
-          Hipertensi
-          Protein urine Å
-          Sakit kepala di daerah frontal
-          Penglihatan kabur
-          nyeri di daerah prigastrium
-          Mual atau muntah
-          Menjelaskan tanda-tanda hidup janin
·         Djj Normal (120-160 x/menit)
·         Gerakan janin baik
-          Menganjurkan ibu untuk tidur miring kekanan
3.      Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
-          Aspilet 1 x 1 tablet
-          Vitamin E 1 x 1
-          Lacta kalsium 1 x 1 tablet
4.      Mengajurkan ibu memeriksakan kehamilan secara teratur
5.      Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup

VII.             EVALUASI 
Tanggal : 20-6-2007                      Jam : 12-10 WIB
S :  Ibu memahami tentang apa yang dijelaskan
Text Box: ﻉO : Keadaan ibu baik, ekspresi muka tampak lebih tenang
A : G2 P10001, UK 27 minggu, tunggal, hidup, letli     intra uterin, ukurang panggul luar normal, keadaan ibu dan janin baik, dengan PER
P :  Anjurkan
-           Minum obat teratur
-           Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah gula
-           Istirahat fisik / psikis
-           Rencana pulang tanggal 20-6-2007 dan kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada keluhan


BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan
      Selama dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “H” ANC dengan hipertensi trimester II , ibu sangat kooperatif atas tindakan dari petugas dan memberikan kepercayaan pada petugas serta mau mengungkapkan permasalah secara terbuka, sehingga diagnosa tersebut telah dilakukan intervensi dan implenetasi, sehingga diagnosa masalah dapat teratasi dikarenakan adanya kerjasama yang baik dari ibu dan keluarga sehingga dapat mendukung keberhasilan program asuhan kebidanan.

Saran
a.       Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, lebih meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan asuhan kebidanan secara optimal.
b.      Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan memerlukan kerjasama yang baik dalam usaha memecahkan masalah klien



DAFTAR PUSTAKA



Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.  YBP-SP : Jakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan.  YBP-SP : Jakarta.

FK Unpad, 1983 Fisiole, FK Unpad : Bandung