BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Sistem pencernaan bayi
dan balita, terutama bagian perut, sangat sensitif. Tidak heran bila mereka
sering mengalami masalah yang berhubungan dengan perut, salah satunya adalah
diare. Diare adalah kondisi dimana frekuensi buang air besar (BAB) meningkat
dari biasanya, disertai dengan feses yang lebih cair. Ada tiga hal yang
menyebabkan si kecil mengalami diare, yaitu faktor makanan, perjalanan
melelahkan, dan akibat infeksi saluran cerna.
Infeksi saluran
pencernaan umumnya disebabkan kuman, seperti bakteri Escherichia coli pada air
yang kurang bersih. Bakteri ini masuk melalui makanan ke saluran pencernaan,
dan berkembang biak dalam usus khususnya usus besar (kolon). Nah, jika
jumlahnya berlebihan, bakteri ini dapat menimbulkan sakit perut serta diare
atau mencret yang berdampak kerja tubuh terganggu karena tak bisa menyerap sari
makanan. Bahkan, jika terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian.
Karena pada bayi yang baru lahir pembentukan enzim lipase yang
berfungsi memecah laktosa belum sempurna, sehingga menyebabkan bayi diare, dan
lipase akan berfungsi optimal saat berusia 4-6 bulan.Sedangkan pada anak yang
diberikan susu formula cenderung mengalami susah untuk buang air besar,
PASI adalah singkatan dari pengganti Air Susu Ibu, dan umumnya
berupa susu formula. PASI merupakan makanan bayi yang dapat memenuhu kebutuhan
gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. PASI dapat diberikan dalam keadaan
dimana bayi harus dipisahkan dari ibunya,misalnya jika si ibu menderita sakit parah
atau menular, bayi dapat diberi ASI sesuai petunjuk dokter atau petugas
kesehatan.
Bayi yang diberi susu formula mengalami kesakitan diare 10 kali
lebih banyak yang menyebabkan angka kematian bayi juga 10 kali lebih banyak.
Infeksi usus karena bakteri dan jamur 4 kali lipat lebih banyak, sariawan mulut
karena jamur 6 kali lebih banyak. Penelitian di Jakarta memperhatikan
presentase kegemukan atau obesitas terjadi pada bayi yang mengonsumsi susu
formula sebesar 3,4% dan kerugian lain menuruannya tingkat kekebalan terhadap
asma dan alergi (Dwinda,2006).
1.2
Tujuan
a.
Tujuan
Umum
Untuk mendapatkan pengalaman serta
dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
manajemen asuhan kebidanan pada kasus patologis pada bayi yaitu diare.
b.
Tujuan
Khusus
1.
Dapat
melaksanakan pengkajian data dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan
pada bayi baru lahir dengan diare.
2.
Dapat
menegakkan diagnosa, mengkaji masalah pada kasus bayi baru lahir dengan diare .
3.
Dapat
mengidentifikasi masalah potensi yang mungkin terjadi pada kasus bayi diare.
4.
Dapat
menentukan tindakan segera pada kasus bayi baru lahir dengan diare .
5.
Dapat
membuat rencana asuhan pada kasus bayi baru lahir dengan diare sebagai dasar
untuk melaksanakan asuhan kebidanan.
6.
Dapat
melakukan implementasi secara efektif dan efisien pada kasus bayi baru lahir
dengan diare.
7.
Dapat
mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada kasus bayi baru lahir dengan
diare.
8.
Dapat
melakukan pendokumentasian pada kasus bayi baru lahir dengan diare.
1.3
Manfaat
a.
Menambah wawasan dan pengetahuan, serta agar penulis dapat
melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir dengan diare.
b.
Berperan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas pada klien.
c.
Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan
dalam mencari pemecahan masalah tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diare adalah pengeluaran
tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk
tinja yang cair dengan frekuensi yg lebih banyak dari biasanya.
Bayi dikatakan diare bila
sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare
bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
2.2 Tanda Klinis
Secara umum:
a.
Cengeng dan gelisah
b.
Suhu meningkat
c.
Nafsu makan menurun
d.
Tinja cair, lendir
kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam
e.
Anus licin
f.
Dehidrasi, bila menadi
dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkuarang nadi cepat dan
kecil,denyut jantung cepat,tekanan darah turun,kesadaran menurun dan diakhiri
dengan syok.
g.
Berat badan menurun
h.
Turgor kulit menurun
i.
Mata dan ubun-ubun cekung
j.
Selaput lendir dan mulut
menjadi kering.
Diare (mencret) terutama pada Balita Sangat Berbahaya. Karena dapat
menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan. Kematian akibat diare (mencret) dapat dicegah. Sebagian besar diare akut
(diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan
meneruskan pemberian makanan saja.
Diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan):
a.
Berak cair 1-2 kali sehari
b.
Muntah tidak adaB - Haus tidak ada
c.
Masih mau makan
d.
Masih mau bermain
Diare dengan dehidrasi ringan/sedang:
a.
Berak cair 4-9 kali sehari
b.
Kadang muntah 1-2 kali sehari
c.
Kadang panas
d.
Haus
e.
Tidak mau makan
f.
Badan lesu lemas
Diare dengan dehidrasi berat:
a. Berak cair terus-menerus
b. Muntah terus-menerus
c. Haus sekali
d. Mata cekung
e. Bibir kering dan biru
f. Tangan dan kaki dingin
g. Sangat lemah
h. Tidak mau makan
i. Tidak mau bermain
j. Tidak kencing 6 jam atau lebih
k. Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
2.3 Etiologi
a.
Infeksi
1.
Enteral, yaitu infeksi
yang terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama terjadinya
diare yang meliputi :
ü Infeksi bakteri : fibrio,ecolli,salmonela, shigella
camphylobakter, yersinia, aeromonas,dan sebagainya.
ü Infeksi virus enterovirus (virus ECHO) Coxsaekre,polomyelitis,adenovirus,rotavirus,astrovirus,dan
sebagainya.
ü Infeksi parasit cacing (ascarisirichiuris,oxyuris,strongylodies),protozoa
(entamoeba,histolytica,giardia,lamblia,trochomonas,hominis),Jamur(candida albican)
2.
Parental yaitu infeksi
dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya OMA (otitis media akut).
Tobngsilofatringitis,bronkopneumia,ensephalitis dan sebagainya.
b. Malabsorbsi
Ø Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,maltosa dan
sukrosa). Monosakarida (intoleransi glikosa dan galaktosa). Pada anak dan bayi
paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
Ø Lemak
Ø Protein
Ø Makanan ,misalnya : basi,beracun,alergi
Ø Psikologis ,misalnya rasa takut dan cemas.
2.4
Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah :
a.
Gangguan ostimotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengelurkan isi dari usus dan
menimbulkan diare.
b.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu,misalnya oleh toksin oleh dinding
usus yang akan mneyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan
kedalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari
rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga
timbul diare.
c.
Gangguan molititas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi
usus untuk menyerap makanan yang masuk sehingga akan timbul diare.
·
Patogenesis diare akut.
a.
Maksudnya jasad renik yang
masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
b.
Jasad renik teersebut akan
berkembang biak (mutiplikasi)didalam usus halus.
c.
Dari jasad renik tersebut
akan keluar toksin (toksin diare genik)
·
Komplikasi
Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang dibagi
menjadi:
1.
Dehidrasi ringan apabila
< 5% BB
2.
Dehidrasi sedang apabila
< 5%BB-10%BB
3.
Dehidrasi berat apabila
<10%BB -15%BB
4.
Renjatan hipovolemik
akibat menrunnya volume darah mencapai 15% BB-25% BB akan mneyebabkan penurunan
tekanan darah .
5.
Hipokalemia dengan gjala
yang muncul adalah meterismus, hipotoni otot , lemah, bradikardia, perubahan
pada pemeriksaan EKG.
6.
Hipoglikemia
Intoleransi
laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena krsh villi
mukosa usus halus.
7.
Kejang
Malnutrisi
energi protein karena selin diare dan muntah biasanya penderita mengalami
kelaparan.
2.5
Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare secara umum:
a. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat), langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan
dan elektrolit yang hilang.
b. Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika
penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui
botol susu atau gelas.
c. Diatetik (pemberian makanan)
d. Obat-obatan. Memberikan obat untuk menghentikan
diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha
tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.
Prinsip perawatan Diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan):
a.
Untuk mencegah dehidrasi, beri anak
minum lebih banyak dari biasanya
b.
ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
c.
Makanan diberikan seperti biasanya
d.
Bila keadaan anak bertambah berat,
segera bawa ke Puskesmas terdekat
Prinsip
perawatan diare ringan/sedang:
a.
Berikan oralit
b.
ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
c.
Teruskan pemberian makanan
d.
Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan
tidak merangsang
Prinsip
perawatan diare berat:
a.
Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas
dengan fasilitas
2.6
Penularan penyakit
Penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang
terinfeksi secara langsung, seperti :
a. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
b. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan
udara sampai beberapa hari.
c. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
d. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
e. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan
alat-alat yang dipegang.
2.7 Pencegahan
a.
Untuk mencegah diare akibat infeksi
rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
b.
Untuk mencegah penyebaran infeksi,
sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
c.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
d.
Pemberian makanan pendamping ASI yang
bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bula.
Contoh menu untuk bayi
menjelang satu tahun :
Pukul 06.00 : Susu (ASI atau susu formula)
Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
Pukul 12.00 : Bubur buah/Nasi tim
Pukul 14.00 : Susu (ASI atau susu formula)
Pukul 16.00 : Makanan selingan
Pukul 18.00 : Bubur saring/Nasi tim
Pukul 20.00 : Susu (ASI atau susu formula)
Setelah berusia satu tahun anak diberikan makan makanan keluarga namun
dengan konsistensi dan porsi sesuai umur anak. Asupan gizi anak harus seimbang untuk memulihkan kondisinya yang banyak
kehilangan zat gizi akibat diare
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Diare adalah pengeluaran
tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk
tinja yang cair dengan frekuensi yg lebih banyak dari biasanya.
2.
Secara umum:
Cengeng,Gelisah,Suhu meningkat,Nafsu makan menurun,Tinja cair, lendir
kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam,Anus
licin,Dehidrasi, bila menadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah
berkuarang nadi cepat dan kecil,denyut jantung cepat,tekanan darah
turun,kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok,Berat badan menurun,Mata dan
ubun-ubun cekung,Selaput lendir dan mulut menjadi kering.
3.
Etiologi : Infeksi, Malabsorbsi
4.
Mekanisme dasar yang dapat
menyebabkan timbulnya diare adalah :
a.
Gangguan ostimotik
b.
Gangguan sekresi
c.
Gangguan molititas usus
5.
Komplikasi
a.
Dehidrasi ringan apabila
< 5% BB
b.
Dehidrasi sedang apabila
< 5%BB-10%BB
c.
Dehidrasi berat apabila
<10%BB -15%BB
d.
Renjatan hipovolemik
akibat menrunnya volume darah mencapai 15% BB-25% BB akan mneyebabkan penurunan
tekanan darah .
e.
Hipokalemia dengan gjala
yang muncul adalah meterismus, hipotoni otot , lemah, bradikardia, perubahan
pada pemeriksaan EKG.
f.
Hipoglikemia
g.
Kejang
6.
Penatalaksanaan
a.
Pemberian cairan, diatetik
(pemberian makanan), Obat-obatan
b.
Bila keadaan anak bertambah berat,
segera bawa ke Puskesmas terdekat
c.
Diare beratSegera bawa ke Rumah
Sakit / Puskesmas dengan fasilitas
7.
Penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
a.
Makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi
b.
Bermain dengan mainan yang
terkontaminasi
c.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar
dan tidak memasak air dengan benar
d.
Pencucian dan pemakaian botol susu yang
tidak bersih.
e.
Tidak mencuci tangan dengan bersih
setelah selesai buang air besar
8.
Untuk mencegah diare akibat infeksi
rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut), Pemberian
Air Susu Ibu (ASI), Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi
setelah bayi berumur 6 bula.
3.2
Saran
Saran untuk pembaca jika memiliki bayi yang mengalami Diare :
a. Jangan menganggap sepele
b. Memberikan pertolongan
pertama, seperti memberikan cairan Oralit
c. Jika keadaan memburuk segera datang ke tenaga kesehatan
d. Perhatikan jenis makanan yang diberikan dalam masa pertumbuhan
dan perkembagan
DAFTAR PUSTAKA
Http://Arifiahpratidina.blogspot.com/2011/10/asuhan-kebidanan-mtbm-pada-bayi-cely-html. Diunduh pada tanggal 31 Maret 2011 pukul 19.46 WIB.
Yeyeh,ai dkk. 2002. Asuhan Kebidanan
1. Trans Info Media: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar