Sabtu, 04 Mei 2013

Diare pada Bayi dan Balita



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar belakang
Sistem pencernaan bayi dan balita, terutama bagian perut, sangat sensitif. Tidak heran bila mereka sering mengalami masalah yang berhubungan dengan perut, salah satunya adalah diare. Diare adalah kondisi dimana frekuensi buang air besar (BAB) meningkat dari biasanya, disertai dengan feses yang lebih cair. Ada tiga hal yang menyebabkan si kecil mengalami diare, yaitu faktor makanan, perjalanan melelahkan, dan akibat infeksi saluran cerna.
Infeksi saluran pencernaan umumnya disebabkan kuman, seperti bakteri Escherichia coli pada air yang kurang bersih. Bakteri ini masuk melalui makanan ke saluran pencernaan, dan berkembang biak dalam usus khususnya usus besar (kolon). Nah, jika jumlahnya berlebihan, bakteri ini dapat menimbulkan sakit perut serta diare atau mencret yang berdampak kerja tubuh terganggu karena tak bisa menyerap sari makanan. Bahkan, jika terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian.
Karena pada bayi yang baru lahir pembentukan enzim lipase yang berfungsi memecah laktosa belum sempurna, sehingga menyebabkan bayi diare, dan lipase akan berfungsi optimal saat berusia 4-6 bulan.Sedangkan pada anak yang diberikan susu formula cenderung mengalami susah untuk buang air besar,
PASI adalah singkatan dari pengganti Air Susu Ibu, dan umumnya berupa susu formula. PASI merupakan makanan bayi yang dapat memenuhu kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. PASI dapat diberikan dalam keadaan dimana bayi harus dipisahkan dari ibunya,misalnya jika si ibu menderita sakit parah atau menular, bayi dapat diberi ASI sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan.
Bayi yang diberi susu formula mengalami kesakitan diare 10 kali lebih banyak yang menyebabkan angka kematian bayi juga 10 kali lebih banyak. Infeksi usus karena bakteri dan jamur 4 kali lipat lebih banyak, sariawan mulut karena jamur 6 kali lebih banyak. Penelitian di Jakarta memperhatikan presentase kegemukan atau obesitas terjadi pada bayi yang mengonsumsi susu formula sebesar 3,4% dan kerugian lain menuruannya tingkat kekebalan terhadap asma dan alergi (Dwinda,2006).

1.2   Tujuan
a.       Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus patologis pada bayi yaitu diare.
b.      Tujuan Khusus
1.      Dapat melaksanakan pengkajian data dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan pada bayi baru lahir dengan diare.
2.      Dapat menegakkan diagnosa, mengkaji masalah pada kasus bayi baru lahir dengan diare .
3.      Dapat mengidentifikasi masalah potensi yang mungkin terjadi pada kasus bayi diare.
4.      Dapat menentukan tindakan segera pada kasus bayi baru lahir dengan diare .
5.      Dapat membuat rencana asuhan pada kasus bayi baru lahir dengan diare sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan.
6.      Dapat melakukan implementasi secara efektif dan efisien pada kasus bayi baru lahir dengan diare.
7.      Dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada kasus bayi baru lahir dengan diare.
8.      Dapat melakukan pendokumentasian pada kasus bayi baru lahir dengan diare.


1.3   Manfaat
a.       Menambah wawasan dan pengetahuan, serta agar penulis dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir dengan diare.
b.      Berperan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada klien.
c.       Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan dalam mencari pemecahan masalah tersebut

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yg lebih banyak dari biasanya.
Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.

2.2  Tanda Klinis
Secara umum:
a.       Cengeng dan gelisah
b.      Suhu meningkat
c.       Nafsu makan menurun
d.      Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam
e.       Anus licin
f.       Dehidrasi, bila menadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkuarang nadi cepat dan kecil,denyut jantung cepat,tekanan darah turun,kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok.
g.      Berat badan menurun
h.      Turgor kulit menurun
i.        Mata dan ubun-ubun cekung
j.        Selaput lendir dan mulut menjadi kering.

Diare (mencret) terutama pada Balita Sangat Berbahaya. Karena dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan. Kematian akibat diare (mencret) dapat dicegah. Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja.
Diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan):
a.     Berak cair 1-2 kali sehari
b.    Muntah tidak adaB - Haus tidak ada
c.     Masih mau makan
d.    Masih mau bermain
Diare dengan dehidrasi ringan/sedang:
a.     Berak cair 4-9 kali sehari
b.    Kadang muntah 1-2 kali sehari
c.     Kadang panas
d.    Haus
e.     Tidak mau makan
f.     Badan lesu lemas
Diare dengan dehidrasi berat:
a.    Berak cair terus-menerus
b.    Muntah terus-menerus
c.    Haus sekali
d.   Mata cekung
e.    Bibir kering dan biru
f.     Tangan dan kaki dingin
g.    Sangat lemah
h.    Tidak mau makan
i.      Tidak mau bermain
j.      Tidak kencing 6 jam atau lebih
k.    Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi
2.3 Etiologi
a.     Infeksi
1.    Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama terjadinya diare yang meliputi :
ü Infeksi bakteri : fibrio,ecolli,salmonela, shigella camphylobakter, yersinia, aeromonas,dan sebagainya.
ü Infeksi virus enterovirus (virus ECHO) Coxsaekre,polomyelitis,adenovirus,rotavirus,astrovirus,dan sebagainya.
ü Infeksi parasit cacing (ascarisirichiuris,oxyuris,strongylodies),protozoa (entamoeba,histolytica,giardia,lamblia,trochomonas,hominis),Jamur(candida albican)
2.    Parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya OMA (otitis media akut). Tobngsilofatringitis,bronkopneumia,ensephalitis dan sebagainya.

b.    Malabsorbsi
Ø Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa,maltosa dan sukrosa). Monosakarida (intoleransi glikosa dan galaktosa). Pada anak dan bayi paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
Ø Lemak
Ø Protein
Ø Makanan ,misalnya : basi,beracun,alergi
Ø Psikologis ,misalnya rasa takut dan cemas.

2.4    Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah :
a.       Gangguan ostimotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengelurkan isi dari usus dan menimbulkan diare.
b.      Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu,misalnya oleh toksin oleh dinding usus yang akan mneyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan kedalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.
c.       Gangguan molititas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk sehingga akan timbul diare.

·         Patogenesis diare akut.
a.    Maksudnya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
b.    Jasad renik teersebut akan berkembang biak (mutiplikasi)didalam usus halus.
c.    Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diare genik)

·         Komplikasi
Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang dibagi menjadi:
1.      Dehidrasi ringan apabila < 5% BB
2.      Dehidrasi sedang apabila < 5%BB-10%BB
3.      Dehidrasi berat apabila <10%BB -15%BB
4.      Renjatan hipovolemik akibat menrunnya volume darah mencapai 15% BB-25% BB akan mneyebabkan penurunan tekanan darah .
5.      Hipokalemia dengan gjala yang muncul adalah meterismus, hipotoni otot , lemah, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG.
6.      Hipoglikemia
Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena krsh villi mukosa usus halus.
7.      Kejang
Malnutrisi energi protein karena selin diare dan muntah biasanya penderita mengalami kelaparan.

2.5    Penatalaksanaan
       Prinsip perawatan diare secara umum:
a.    Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat), langkah yang paling penting dalam  mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
b.    Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.
c.    Diatetik (pemberian makanan)
d.   Obat-obatan. Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.

Prinsip perawatan Diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan):
a.    Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari biasanya
b.    ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
c.    Makanan diberikan seperti biasanya
d.   Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke Puskesmas terdekat

Prinsip perawatan diare ringan/sedang:
a.    Berikan oralit
b.    ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
c.    Teruskan pemberian makanan
d.   Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang

Prinsip perawatan diare berat:
a.    Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas

2.6    Penularan penyakit
       Penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
a.    Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
b.    Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.  Karena virus ini dapat         bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari. 
c.    Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
d.   Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
e.    Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

2.7  Pencegahan
a.    Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
b.    Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
c.    Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
d.   Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bula.



Contoh menu untuk bayi menjelang satu tahun :
Pukul 06.00 : Susu (ASI atau susu formula)
Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
Pukul 12.00 : Bubur buah/Nasi tim
Pukul 14.00 : Susu (ASI atau susu formula)
Pukul 16.00 : Makanan selingan
Pukul 18.00 : Bubur saring/Nasi tim
Pukul 20.00 : Susu (ASI atau susu formula)

Setelah berusia satu tahun anak diberikan makan makanan keluarga namun dengan konsistensi dan porsi sesuai umur anak. Asupan gizi anak harus seimbang untuk memulihkan kondisinya yang banyak kehilangan zat gizi akibat diare











BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.    Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yg lebih banyak dari biasanya.
2.    Secara umum: Cengeng,Gelisah,Suhu meningkat,Nafsu makan menurun,Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam,Anus licin,Dehidrasi, bila menadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkuarang nadi cepat dan kecil,denyut jantung cepat,tekanan darah turun,kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok,Berat badan menurun,Mata dan ubun-ubun cekung,Selaput lendir dan mulut menjadi kering.
3.    Etiologi : Infeksi, Malabsorbsi
4.    Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah :
a.    Gangguan ostimotik
b.    Gangguan sekresi
c.    Gangguan molititas usus
5.                Komplikasi
a.    Dehidrasi ringan apabila < 5% BB
b.    Dehidrasi sedang apabila < 5%BB-10%BB
c.    Dehidrasi berat apabila <10%BB -15%BB
d.   Renjatan hipovolemik akibat menrunnya volume darah mencapai 15% BB-25% BB akan mneyebabkan penurunan tekanan darah .
e.    Hipokalemia dengan gjala yang muncul adalah meterismus, hipotoni otot , lemah, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG.
f.     Hipoglikemia
g.    Kejang
6.    Penatalaksanaan
a.    Pemberian cairan, diatetik (pemberian makanan), Obat-obatan
b.    Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke Puskesmas terdekat
c.    Diare beratSegera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas
7.    Penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
a.    Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi
b.    Bermain dengan mainan yang terkontaminasi
c.    Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
d.   Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
e.    Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
8.    Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut), Pemberian Air Susu Ibu (ASI), Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 6 bula.

3.2  Saran
Saran untuk pembaca jika memiliki bayi yang mengalami Diare :
a.    Jangan menganggap sepele
b.    Memberikan pertolongan  pertama, seperti memberikan cairan Oralit
c.    Jika keadaan memburuk segera datang ke tenaga kesehatan
d.   Perhatikan jenis makanan yang diberikan dalam masa pertumbuhan dan perkembagan  




DAFTAR PUSTAKA

Yeyeh,ai dkk. 2002. Asuhan Kebidanan 1. Trans Info Media: Jakarta.

Tidak ada komentar: