BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemeriksaan dalam berguna untuk
melihat ada tidaknya suatu kelainan pada vagina sampai mulut rahim. Tak hanya
berguna bagi ibu hamil, pemeriksaan ini juga bisa untuk menegakkan diagnosis
kasus-kasus seperti infeksi pada saluran indung telur, tumor, kanker dan
sebagainya.Sampai saat ini belum ada alat secanggih apa pun yang bisa
menggantikan fungsi pemeriksaan dalam. USG, umpamanya, hanya bisa diandalkan
untuk mengevaluasi kesejahteraan janin maupun kondisi rahim, sementara kondisi
mulut rahim itu sendiri tak bisa dinilai.
Selain itu pemeriksaan dalam juga
berperan penting dalam persalinan, terutama untuk menilai keadaan janin serta
keadaan serviks. Misalnya untuk menilai pembukaan servik, atau untuk menilai
penurunan kepala janin.
Oleh sebab itu dirasa penting untuk
membuat makalah yang membahas tentang pemeriksaan dalam (vaginal Touche)
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi Pemeriksaan dalam
2. Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam pemeriksaan dalam
3. Untuk
mengetahui prosedur sebelum, selama serta sesudah pemeriksaan dalam.
C.
Rumusan masalah
1. Apakah
definisi dari pemeriksaan dalam
2. Bagaimana
langkah-langkah pemeriksaan dalam
3. Apa saja
prosedur yang harus dilakukan sebelum, selama serta sesudah pemeriksaan dalam
BAB II
A.
Definisi
Pemeriksaan dalam
adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks
menggunakan dua jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala ukuran
jari(lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks
(pembukaan serviks atau portio).
B.
Tujuan
Pemeriksaan dalam dilakukan
dengan tujuan:
1.
Untuk
menentukan apakah penderita benar dalam keadaan inpartu
2.
Untuk
menentukan faktor janin dan panggul
3.
Menentukan
ramalan persalinan
4.
Untuk menilai vagina (terutama
dindingnya), apakah ada bagian yang menyempit
5.
Untuk menilai keadaan serta
pembukaan servik
6.
Untuk menilai ada atau tidaknya
tumor pada jalan lahir
7.
Untuk menilai sifat flour albus
dan apakah ada alat yang sakit, misalnya bartholinitis
8.
Untuk mengetahui pecah tidaknya
selaput ketuban.
9.
Untuk mengetahui presentasi janin
10.
Untuk mengetahui turunnya kepala
dalam panggul
11.
Untuk mengetahui penilaian
besarnya kepala terhadap panggul
12.
Untuk mengetahui apakah proses
persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan.
C.
Indikasi
1.
Selama kehamilan, seharusnya
pemeriksaan dalam dilakukan dua kali, yakni:
a.
Trimester awal
Saat ibu hamil pertama kali datang
ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan umumnya akan dilakukan
pemeriksaan dalam secara keseluruhan. Jika memang ada kehamilan akan teraba
adanya pembesaran rahim dan tanda hegar (terabanya antara mulut rahim dan badan
rahim seolah terpisah). Pemeriksaan di awal ini juga bertujuan untuk
mengevaluasi jalan lahir apakah ada kelainan atau tidak semisal ada varises di
vagina, infeksi keputihan, polip atau tumor di mulut rahim, yang bisa
memengaruhi kehamilan ibu. Maka itu, pemeriksaan dalam harus dilakukan di awal
kehamilan. Bila ada kelainan bisa diketahui dan ditangani segera.
Setelah itu baru dilakukan
pemeriksaan USG. Ada kalanya, selama tak ada keluhan, dokter akan melewatkan
pemeriksaan dalam dan langsung pada pemeriksaan USG. Hal ini akan lebih
mempercepat, memudahkan pemeriksaan dan tidak menimbulkan rasa risih pada
pasien.
b.
Trimester akhir
Tepatnya
saat kehamilan usia 36 minggu, pemeriksaan dalam dibutuhkan untuk mengevaluasi
kondisi jalan lahir bila memang direncanakan persalinan normal. Jadi akan
diperiksa apakah mulut rahim sudah siap dan apakah kapasitas panggul ibu cukup
luas untuk dilalui bayi. Jika tak ada masalah maka per-salinan dapat ditunggu
sampai usia maksimal 42 minggu.
c. Selain di
trimester awal dan akhir, pemeriksaan dalam bisa dilakukan di trimester kedua
bila memang ada indikasi. Contoh, ibu mengalami keputihan dalam jumlah banyak,
yang berubah warna, berbau dan menyebabkan gatal. Atau ibu hamil mengalami
perdarahan berupa bercak. Dalam kasus ini pemeriksaan dalam dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis serta memastikan sejauh mana masalah tadi
membahayakan kehamilan ibu. Setelah itu barulah dilakukan pengobatan.
2.
Pemeriksaan dalam juga dilakukan
saat ibu bersalin
Pemeriksaan ini dilakukan pada saat memasuki
kala I persalinan, saat ada gejala mulas-mulas dan ibu mengalami his secara
teratur 2 kali dalam 15 menit sebagai tanda akan melahirkan. Pemeriksaan dalam
ini dengan kepentingan untuk menentukan awal dan kemajuan dari persalinan.
Khusus untuk memeriksa kemajuan
persalinan, maka pemeriksaan dilakukan setiap 4 jam di fase laten (pembukaan
mulut rahim 4 cm) dan setiap 2 jam di fase aktif (pembukaan mulut rahim 4-10
cm).
Sedangkan penilaiannya meliputi
pembukaan jalan lahir, turunnya kepala janin, apakah sudah memutar atau belum
dan sampai mana putaran tersebut, karena kondisi ini akan menentukan jalannya
persalinan.
Contoh, bila ubun-ubun kecil sudah
menghadap ke depan, berarti sudah turun mencapai pembukaan lengkap (10 cm) dan
bayi sudah siap untuk dilahirkan. Jika dalam tenggang waktu 8 jam setelah
pemeriksaan dalam kala I bayi belum juga lahir atau masih tetap pembukaan 3-4
cm maka perlu tambahan stimulasi (pacuan). Tentu akan diakhiri dengan segera
dilahirkan atau kalau tindakan ini juga "tak mempan" berarti harus
operasi sesar.
D.
Kontra Indikasi
Pemeriksaan
dalam tidak dapat dilakukan pada beberapa kasus, seperti:
1.
Perdarahan
2.
Plasenta
previa
3.
Ketuban
pecah dini
4.
Persalinan
preterm
E.
Langkah-langkah dalam melakukan
pemeriksaan dalam termasuk :
1.
Tutupi badan ibu sebanyak mungkin
dengan sarung atau selimut.
2.
Minta ibu berbaring telentang dengan
lutut ditekuk dan paha dibentangkan (mungkin akan membantu jika ibu menempelkan
kedua telapak kakinya satu sama lain).
3.
Gunakan sarung angan DTT atau steril
saat melakukan pemeriksaan.
4.
Gunakan kasa atau gulungan kapas DTT
yang dicelupkan ke air DTT/larutan antiseptik. Basuh labia secara
hati-hati,seka dari depan ke belakang untuk menghindarkan kontaminasi feses
(tinja).
5.
Periksa genetelia eksterna,
perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan) termasuk kondilomata
varikositas vulva atau rektum,atau luka parut di perineum.
6.
Nilai cairan vagina dan tentukan
apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau mekonium :
a.
Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam.
b.
jika ketuban sudah pecah, lihat
warna dan bau air ketuban. Jika terlihat pewarnaan mekonium,nilai apakah kental
atau encer dan periksa djj.
i.
jika mekonium encer dan djj
normal,teruskan pemantauan djj secara seksama menurut petunjuk partograf.jika
jika ada tanda- tanda akan terjadi gawat janin lakukan rujukan segera.
ii.
jika mekonium kental,nilai djj dan rujuk
segera.
iii.
jika tercium bau busuk mungkin telah terjadi
infeksi.
7.
Dengan hati-hati pisahkan labia
mayor dengan jari manis dengan ibu jari(gunakan
sarung tangan pemeriksa). Masukan jari telunjuk yang diikuti oleh jari
tengah.janga mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksan selesai
dilakukan.jika selaput ketuban belum pecah,jangan melakukan tindakan
amniotomi(merobeknya).
8.
Nilai vagina.luka parut pada vagina
mengindikasikan ada riwayat robekan perinium atau tindakan episiotomi
sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk menentukan tindakan pada
saat kelahiran bayi.
9.
Nilai pembukaan dan penipisan
serviks.
10.
Pastikan tali pusat dan/atau
bagian-bagian kecil(tangan atau kaki)tidak teraba pada saat melakukan periksa
dalam.jika teraba maka ikuti langkah-langkah gawat darurat dan segera rujuk ibu
kefasilitas kesehatan yang sesuai.
11.
Nilai penurunan bagian terbawah
janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk kedalam rongga
panggul.bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil periksa dalam dengan
hasil periksaan melaui dinding abdomen untuk menentukan kemajuaan persalinan.
12.
Jika bagian terbawah adalah
kepala,pastikan penunjuknya(ubun-ubun kecil,ubun-ubun besar atau fontanela
magna)dan celah(sutura)sagitalis untuk menilai derajat penyusupan atau tumpang
tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan ukuran jalan
lahir.
13.
Jika pemeriksaan sudah
lengkap,keluarkan kedua jari dari pemeriksaan,celupkan sarung tangan kedalam
larutan untuk dekontaminasi,lepaskan kedua sarung tangan tadi secara terbalik
dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit.
14.
Cuci kedua tangan dan segera
keringkan dengan handuk yang bersih dan kering.
15.
Bantu ibu untuk mengambil posisi
yang lebih nyaman.
16.
Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan
pada ibu dan keluarganya.
F.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeriksaan dalam
1.
Keadaan
Perineum
Pada primipara perineum utuh dan elastis.
Pada multipara tidak utuh, longgar dan lembek. Untuk menentukan dengan menggerakkan jari dalam vagina ke bawah dan ke samping. Dengan cara ini
juga diketahui otot levator ani normal teraba elastic.
2.
Sistokel
Dan Rektokel
a. Sistokel adalah benjolan pada dinding depan
vagina yg disebabkan oleh kelemahan dinding belakang kandung kemih.
b. Rektokel adalah
benjolan pada dinding belakang vagina disebabkan oleh
kelemahan dinding depan rektum. Diakibatkan oleh persalinan yang berulang
terutama ada robekan perineum atau bersamaan dengan prolapsus uteri.
3. Pengeluaran pervaginaan
a. Cairan putih kekuningan akibat rarang serviks
atau monilia vagini
tas,
cairan hijau kekuningan karena trikhomonas.
b. Lendir campur darah
c. Cairan ketuban
d. Darah berasal dari robekan jalan lahir, plasenta previa, solutio plasenta
e.
Mekoneum
4.
Serviks
Perlu diperhatikan pembukaan, penipisan,
robekan serviks dan kekakuan serviks.
a. Pembukaan
ditentukan & diukur dg kedua jari. Kalau pemb > 6 cm lebih muda diukur
dari forniks lateralis dg cara berapa cm lebar yg masih tersisa.
b. Menentukan
penipisan kadang sukar terutama kalau serviks menempel di bag bawah janin.
c. Keadaan
normal serviks lembut & elastis
5.
Ketuban
a. Tentukan
ketuban utuh atau tidak, di ketahui bila pemeriksaan dilakukan selagi ada his.
b. Bagaimana
keadaan ketuban
6.
Presentasi,
titik penunjuk dan posisi
a. Presentasi kepala diketahui bila teraba bagian bulat dan keras,
tulang parietal, sutura sagitalis, ubun-ubun besar atau ubun-ubun kecil.
b. Presentasi belakang kepala titik penunjuk
(denominator)ubun-ubun kecil, presentasi bokong à sakrum
c. Posisi kepala yg perlu ditentukan adalah letak ubun-ubun kecil terhadap panggul ibu
7.
Turunnya
kepala
Untuk menentukan di mana turunnya kepala diperkirakan dengan pemeriksaan luar dan dipastikan dengan pemeriksaan dalam. Untuk menentukan sampai di
mana turunnya kepala ditentukan dengan bidang Hodge.
8.
Pemeriksaan
panggul
Perlu diperhatikan bentuk dan ukuran panggul.
Untuk ukuran perlu diperhatikan :
a. apakah promontorium
teraba
b. apakah linea inominata
teraba seluruhnya, sebagian / beberapa bag
c. apakah kecekungan
sakrum cukup
d. dinding sampng panggl
lurus/miring
f. spina iskhiadika runcing / tumpul
g. arkus pubis sudut runcing/tumpul
h. dasar panggul kaku,
tebal atau elastis
9. Tumor jalan lahir
Perlu diperhatikan apakah ada tumor pada jalan lahir yang kiranya
menganggu proses persalinan . Tumor dapat bersifat neoplastik atau tumor
radang.
G.
Prosedur
pemeriksaan dalam
1.
Sebelum
Pemeriksaan
a.
Yakinkan kandungan kemih ibu kosong
b.
Palpasi
abdomen dulu. Ini adalah kebiasaan baik yang harus dikerjakan.
c.
Jangan
pernah melakukan periksa dalam selama konstruksi karena sangat sensitive, nyeri
dan mengimobilisasi ibu.
d.
Duduklah
disebelah ibu dan bercakap dengannya untuk membantunya relaks sebelum pemeriksaan.
2.
Selama
Pemeriksaan
a.
Bidan
harus menerangkan apa yang ia kerjakan dan memeriksa apakah ibu dalam keadaan
baik.
b.
Semua
bidan harus waspada terhadap bahasa tubuhnya sendiri, hindari ekspresi cemas,
kecewa atau lepas dari apa yang sedang terjadi.
c.
Waspadalah
terhadap bahasa tubuh ibu dan pastikan ia merasa baik – baik saja.
3.
Setelah
Pemeriksaan
a.
Dengarlah
denyut jantung janin.
b.
Berilah
ucapan selamat karena ia dapat menghadapi pemeriksaan dengan baik dan berilah
kata – kata positif meskipun bila ada sedikit kelainan.
c.
Diskusikan
temuan dengan ibu. Bila dilakukan pendekatan yang sensitive dan temuannya merupakan berita baik,
maka dapat mengangkat semangat ibu dan menenangkannya, bila tidak ditangani
dengan sensitive atau beritanya buruk maka pemeriksaan bisa menjadi bencana
atau pengalaman negative.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pemeriksaan dalam adalah
pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks menggunakan
dua jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala ukuran jari(lebar
satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks (pembukaan
serviks atau portio).
2.
Dalam pemeriksaan dalam terdapat 16
langkah yang harus diikuti.
3.
Terdapat prosedur-prosedur yang
harus di ikuti baik sebelum, selama dan sesudah pemeriksaan dalam.
B.
Saran
1. Lakukan
pemeriksaan dalam secara tepat untuk menghindari adanya komplikasi
2. Gunakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar