Anatomi Panggul
A. Jaringan Lunak Panggul
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta
yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah
bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan di sebut diafragma
pelvis.
Diafragma pelvis dari dalam keluar
terdiri atas:
1. Pars muscularis yaitu. M levator ani
2. Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale
1. M. Levator ani
otot-otot ini terletak lebih dalam atau agak ke belakang dan merupakan suatu sekat yang di tembus oleh rectum M. Di atas lapisan otot-otot superfisisal. masing-masing otot mempunyai insersi di sekeliling os.coccygi, otot2 ini penting dalam mengendalikan miksi dan defekasi secara volunter.
ada 3 pasang otot yang membungkus masing-masing musculus levator ani :
1. Pars muscularis yaitu. M levator ani
2. Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale
1. M. Levator ani
otot-otot ini terletak lebih dalam atau agak ke belakang dan merupakan suatu sekat yang di tembus oleh rectum M. Di atas lapisan otot-otot superfisisal. masing-masing otot mempunyai insersi di sekeliling os.coccygi, otot2 ini penting dalam mengendalikan miksi dan defekasi secara volunter.
ada 3 pasang otot yang membungkus masing-masing musculus levator ani :
a. M.pubococcygeus
Ø Dari os pubis ke septum anococcygeum
Ø Masing-masing otot ini berorigo pada
tepi dalam corpus pubis dan pada linea alba fasciae. Otot-otot ini kemungkinan
membelok ke posterior menjadi 3 pita yang berbeda
Ø Pita tengah serabut-serabut tersebut
mengelilingi urethra
Ø Sebagian membentuk huruf U
sekelilingi vagina dan berinsersi pada dinding lateral dan posterior vagina dan
bagian tengah perineum
b. M. iliococcygeus
Ø Dari arcus tendineus m.levator ani
ke os coccygis dan septum anococcygeum
Ø Berasal dari linea alba fasciae dari
permukaan dalam masing-masing spina ischiadica, serta berjalan ke belakang ke
os coccygi
Ø Serabut dari sisi kiri kanan
tersebut bertemu di garis tengah di depan os coccygi dan bersatu dengan
serabut-serabut otot yang lain untuk membentuk lapisan otot disebut musculus spinkter
ani dan musculus transverses perinei
c. M.ischiocooccygeus
Ø Dari spina ischiadica ke pinggir
sacrum dan os coccygis
Ø Berasal dari masing-masing spina
ischiadica dan berjalan ke bagian atas os coccygis dan tepi bawah sacrum
Ø Otot-otot ini membantu menstabilkan
articulatiosacroiliaka dan articulation sacroccygea
2. Antara M. pubo coccygeus kiri dan
kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang
tertutup oleh sekat yang disebuat diafragma urogenitale. Sekat ini menutupi
pintu bawah panggul di sebelah depan dan pada wanita sekat ini tembus oleh uretra
dan vagina. Diafragma pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya.
Kalau otot-otot rusak atau lemah misalnya karena persalinan yang sering dan
berturut-turut, mungkin genitalia interna turun (prolaps).
Daerah
Perineum
merupakan bagian permukaan dari
pintu bawah panggul.
Daerah ini terdiri dari dua bagian:
·
Regio
analis di sebelah belakang
Di sini terdapat m.sphincter ani
externus yang mengelilingi anus.
·
Regio
urogenitalis
Di sini terdapat:
ü M.bulbo cavernosus, yang
mengelilingi vulva
ü M.ischio cavernosus
ü M.transversus perenei superfacialis
Selain
itu terdapat 4 sendi pelvis:
·
Dua
articulatio sacroiliaca
·
Sympisis
pubis
·
Articulatio
sacrococcygea
§ Dua articulatio sacroiliaca
Articulatio sacroiliaca kanan dan
kiri terletak diantara corpus vertebrae sacralis I dan II dan facies
articularis ilium pada kedua sisi. Ligamenta sacroiliaca yang kuat mengelilingi
sendi ini. Ligament sacrospinosa dan ligament sacrotuberosa menghubungkan os
sacrum dan os coxae.
Lig. Sacrospinosum :dari tepi bawah tulang kelangkang sampai
spina ischiadicum.
Lig.sacrotuberosum :dari tepi bawah tulang kelangkang sampai
tuber ischiadicum.
Semua ligamentum tersebut berfungsi
untuk membatasi gerakan sacrum.
§ Sympisis pubis
Merupakan articulatio cartilaginosa
sekunder yang panjangnya kira-kira 4cm. ficies articularis dari corpus os.
Pubis ditutupi oleh kartilago hialin, dan suatu discus cartilaginosa yang
menghubungkan kedua corpora tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi sendi
tersebut dan hanya dapat melakukan gerakan yang minimum.
§ Articulatio sacrococcygea
Merupakan articulatio cartilaginosa sekunder yang dibetuk
oleh tepi bawah sacrum dan tepi atas coccyx. Sendi ini dikelilingi dan ditopang
oleh ligamentum sacrococcygeum dan dapat melakukan fleksi dan ekstensi yang
merupakan gerakan pasif saat defikasi dan melahirkan.
Gambar
jaringan lunak panggul:
B. Bentuk-bentuk
Panggul
Menurut Caldwell-Moloy terdapat 4 bentuk dasar panggul,
diantaranya ialah:
1. Panggul gynecoid
2. Panggul android
3. Pabggul anthropoid
4. Panggul platypelloid
Pembagian ini didasarkan atas bentuk segmen posterior dan
anterior dari PAP.
Segmen posterior ialah bagian yang terdapat sebelah belakang
dari diameter transversa PAP, sedangkan segmen anterior ialah bagian yang
terdapat sebelah depan garis tersebut. Perlu untuk diketahui segmenbelakangmenentukan
bentuknya, sedangkan segmen depan variasinya.
1.
Panggul
gyecoid (female type).
·
bentuk panggul ideal, bulat dan
merupakan jenis panggul tipikal wanita
·
bentuk
pintu atas panggul seperti ellips melintang kiri-kanan,
hampir mirip lingkaran
·
arcus
pubis luas
·
diameter
sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter anterior
·
batas
samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat dan luas
·
diameter
transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter antero posterior hingga
bentuk PAP mendekati bentuk lingkaran atau bulat
·
dinding
samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol, diameter inter spinalis
10cm atau lebih
·
inicisura
ischiadica mayor bulat
·
sacrum
sejajar dengan symphisis dengan kontravitas yang normal
Efek
pada persalinan:
Karena
pelvis bulat di depan, maka fetus akan memberikan presentasi kepala, dengan
bagian paling bulat (yaitu occiput) di depan, dan presentasi ini merupakan
letak paling menguntungkan pada permulaan persalinan.
2.
Panggul
android ((male type).
·
bentuk PAP (Pintu Atas Panggul) seperti
segitiga
·
diameter sagittalis posterior jauh lebih
pendek dari diameter sagitalis anterior
·
batas samping segmen posterior tidak
membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan pinggir samping segmen
anterior
·
segmen anterior sempit dan berbentuk
segitiga
·
didnding samping panggyl convergent,
spina ischiadica menonjol, arcus pubis sempit
·
insisura ischiadica sempit dan dalam
·
sacrum letaknya ke depan, hingga
diameter antero posterior sempit pada PAP maupun PBP
·
bentuk sacrum lurus, kurang melengkung,
sedangkan ujungnya menonjol ke depan
Efek
pada persalinan:
Karena pelvis belakang lebih bulat bentuknya
dan terdapat ruang yang lebih luas, maka fetus akan terletak dengan occiput
berada pada kuadran posterior kanan dan kiri. Pada 90% posisi posterior ini,
walaupun persalinan cenderung berlangsung lama, tetapi persalinan berlangsung
normal. Beberapa dari persalinan normal tersebut akan terjadi dengan posisi
occiput posterior yang menetap (artinya lahir dengan muka menghadap pubis),
sedangkan sebagian kecil akan memberikan presentasi muka. Walaupun demikian,
sacrum yang luas akan menyebabkan hilangnya rotasi (putaran) kepala janin,
spina ischiadica yang menonjol akan menghalangi turunnya fetus, dan arcus pubis
yang sempit tidak memungkinkan kelahiran occiput. Pada keadaan demikian akan
diperlukan rotasi kepala secara manual (dengan tangan penolong) dan kelahiran
dengan alat atau seksio caesarea.
3.
Panggul
anthropoid (ape type).
·
bentuk PAP seperti elips, agak lonjong
seperti telur
·
diameter antero posterior dari PAP lebih
besar dari diameter transversa hingga bentuk PAP lonjong ke depan
·
bentuk segmen anterior senpit dan
runcing
·
incisura ischiadica major luas
·
dinding samping convergent, sacrum
letaknya agak ke belakang, hingga ukuran antero posterior besar pada semua
bidang panggul
Efek
pada persalinan:
Fetus
umumnya memperlihatkan presentasi dengan panjang kepala berada pada diameter
anteroposterior pintu masuk pelvis, pintu masuk ini paling mudah dilalui kepala
fetus. Lebih sering occiput terletak pada cekung sacrum dan bukannya mengarah
ke anterior. Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi yang tetap sama, dan
lahir dengan posisi oksipitoposterior yang tidak mengalami reduksi, dan
bukannya muka yang menghadap perineum.
4.
panggul
platypelloid (flat type).
·
bentuk PAP seperti kacang atau ginjal,
picak, menyempit arah muka belakang
·
bentuk ini sebenarnya panggul gynecoid
yang picak, diameter antero posterior kecil, diameter transversa biasa
·
segmen anterior lebar
·
sacrum melengkung
·
incisura ischiadica lebar
Efek
pada persalinan:
Kepala
fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu masuk pelvis, dan biasanya
mengalami presentasi dengan diameter panjang kepala menyilang diameter
transversa dari pintu masuk pelvis yang ruangannya lebih luas. Karena kepala
letaknya tinggi, maka membrane amnii mungkin pecah awal dan ada kemungkinan
terjadinya prolaps funiculus umbilicalis.
Kemungkinan
kejadian-kejadian berikut dapat merupakan hasil dari kelahiran:
¨
dengan
kontraksi uterus yang baik, kepala akan terdorong maju antara promontorium
dengan sympisis pubis. Kemudian akan diikuti oleh kelahiran kepala dengan
cepat.
¨
Diameter
biparietalis kepala fetus berada pada diameter sakrokotiloid pintu masuk
pelvis, dan kontraksi uterus akan menyebabkan kepala mengalami ekstensi ketika
turun. Keadaan demikian menyebabkan presentasi muka.
¨
Apabila
pintu masuk pelvis sangat sempit, maka kepala fetus tetap mengambang jauh di
atas pintu masuk pelvis ini, dan diperlukan seksio caesarea.
gambar bentuk-bentuk panggul:
Perbedaan bentuk panggul wanita dan pria :
·
Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal,
SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding pelvis spurium tajam / curam,
SIAS menghadap ke medial.
·
Pada wanita, apertura pelvis superior
berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior berbentuk heart-shaped,
lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke anterior.
·
Pada wanita, pelvis verum merupakan
segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis verum merupakan segmen
panjang suatu kerucut pendek.
·
Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga
panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar 0.5-1.5 cm) dibandingkan
ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria.
·
Pada wanita, apertura pelvis inferior
berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria, apertura pelvis inferior
berbentuk lonjong dan kecil.
·
Pada wanita, angulus subpubicus adalah
sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus merupakan sudut tajam /
kecil
C. Inclinatio
Pelvis
Inclinatio pelvis
(miring panggul) adalah sudut antara PAP
dengan bidang sejajar tanah pada wanita berdiri. Sudut ini sebesar 550.
Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.
Terdapat juga sudut
lainnya, yakni:
Sudut bidang cavitas
pelvis dengan lantai :300
Sudut bidang pintu
keluar pelvis dengan lantai :150
D. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah
garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul
berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina
ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP. Jika kita hubungkan
pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul, maka kita akan mendapatkan
sebuah garis yang lurus sebelah atas sampai pada suatu titik sedikit di atas
spina ischiadica dan kemudian melengkung ke depan di daerah pintu bawah
panggul.
E.
Sumbu
Jalan Lahir
Sumbu jalan lahir sedikit
berbeda dari sumbu anatomis. Bagian atas jalan lahir merupakan silinder yang
lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan, ditentukan oleh perubahan dasar
panggung karena desakan bagian depan anak.
F. Cara Pengukuran Panggul
Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara
lain tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk
dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat
berlangsung biasa, pengukuran panggul diperlukan.
Seorang
multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang aterm dengan spontan
dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu
jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan kesukaran
kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang
(exostose, osteoma, osteofibroma dll) dari tulang panggul/ tumor dari bagian
lunak jalan lahir.
Tanda-tanda menimbulkan perasangka panggul sempit
ialah :
- Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
- Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata persalinan-persalinan yang dulu sukar (riwayat obstetric yang jelek).
- Jika terdapat kelainan letak hamil tua.
- Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kyphose, scoliose, kaki pendek sebelah/pincang, cebol.
- Kalau ukuran-ukuran luar sempit.
Jika
ada prasangka panggul sempit baiknya dikonsulkan kepada seorang dokter ahli.
Kita biasanya memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah
dengan toucher karena ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan
lahir.
a.
Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan, yang diperiksa ialah :
- Conjugate diagonalis.
- apakah lineainnominata teraba seluruhnya/hanya sebagian.
- Keadaan sacrum apakah concaaf dalam arah atas bawah dari kiri k kanan.
- Keadaan dinding samping panggul apakah lurus/convergent.
- Apakah spinae ischiadicae menonjol
- Keadaan os pubis adakah exostose
- Keadaan arcus pubis.
b.
Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi:
- Panggul sempit, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot ≤2,5 kg.
- Panggul sedang, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg.
- Panggul luas, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5 kg s/d 3,9 kg.
c.
Ukuran panggul rata-rata dan terkategori normal:
- Pintu atas panggul (pelvic inlet) minimal memiliki diameter 22 cm.
- Pintu tengah panggul (mid pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm.
- Pintu bawah panggul, panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm.
Indikasi yang
mengharuskan pemeriksaan
Pemeriksaan
ini dilakukan ibu pada usia kehamilan 36 minggu. Namun biasanya dokter juga
akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi tertentu, pada ibu hamil,
di antaranya:
- Ada dugaan disproporsi atau ketidaksesuaian besar bayi dan ukuran panggul ibu. Khususnya jika ukuran bayi besar, sedangkan panggul ibu sempit. Biasanya bayi berbobot 4 kg ke atas sulit dilahirkan secara normal. Selain kepala tidak bisa memasuki rongga panggul, ukuran bahu bayi yang juga lebar menghambat bayi turun ke panggul.
- Kelainan panggul, karena trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul. Kondisi ini boleh jadi kurang ideal bagi ibu untuk melahirkan secara normal.
- Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC tulang, rakhitis, atau polio. Bakteri TBC tulang mampu merusak bentuk panggul, menjadi bengkok ataupun tidak beraturan.
- Kelainan letak bayi, misalnya posisi wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir. Posisi yang benar, adalah ubun-ubun bayilah yang menghadap jalan lahir.
1. Pemeriksaan
Panggul Secara Klinis.
a. Pintu Atas Panggul
Dari
ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera adalah ukuran yang terpenting
dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan
mengurangi conjugate diagonalis dengan 1,5-2cm tergantung dari lebar dan
inklinasi sympisis.
Cara
mengukur conjugata diagonalis (CD) :
- Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promotorium.
- Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah sympisis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
- Promotorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promotorium tak tercapai, tapi menandakan bahwa CV cukup besar.
- Apabila CV lebih besar dari 10 cm, maka pintu atas panggul diangap cukup luas (biasanya CV = 11 cm).
Sebetulnya
ini tidak tepat, kerena walaupun CV cukup besar, masih ada kemungkinan bahwa
ukuran lain, misalnya ukuran melintang sempit.
Sayang
sekali diameter transversa tak dapat diukur secara klinis, tapi kesempitan
diameter transversa tanpa kesempitan CV jarang sekali terdapat.
- Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pintu atas panggul mencukup kalau kepala anak dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pintu atas panggul.
Ini
dapat diketahui dengan :
1) Pemeriksaan luar
Kalau
kepala janin dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pintu atas panggul, maka
hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar di atas sympisis.
Kedua tangan yang diletakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent.
Ukuran-ukuran
luar tidak dapat dipergunakan untuk penilaian, apakah persalinan dapat
berlangsung secara biasa atau tidak, Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat
memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar
yang terpenting adalah :
- Distantia Spinarum :
Jarak
antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26)
- Distantia Cristarum :
Jarak
yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind. 26, Er. 29).
- Conjugata Externa (Baudeloque) :
Jarak
antara pinggir atas sympisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal
ke-V (Ind.18, Er. 20).
- Ukuran lingkar panggul
Dari
pinggir atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang
sama di pihak yamg lain (Ind. 80. Er. 9)
Catatan
:
Ukuran-ukuran
luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang
diambil dengan pita pengukur.
2) Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu.
Caranya, Teknisnya dokter/bidan akan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan
tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/promontorium.
Setelah itu, dokter/bidan akan menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga
promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah
panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm.
Jika kurang maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Namun, jika bayi yang
akan lahir tidak terlalu besar, maka ibu berpanggul sempit dapat melahirkan
secara normal. Panggul tengah di ukur dengan cara memeriksa spina
ischiadika atau tonjolan tulang panggul yang teraba menonjol atau tidak, dan
sudut tulang kemaluan lebih dari 90 derajat dan intertuberosum lebih dari 8 cm
untuk mengetahui panggul bawah luas.
Bagian
terendah kepala sampai spinaischiadica atau lebih rendah.
Caput
succedaneum yang besar dapat memberi kesan yang salah, dimana seolah-olah
bagian terendah sudah sampai setinggi spina ischiandica, padahal kepala masih
tinggi, maka hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan luar
Pemeriksaan
dalam, untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul :
Dengan
pemeriksaan dalam dapat kita ukur CD, tapi kita juga dapat kesan mengenai
bentuk panggul. Yang harus diperiksa ialah :
v apakah promotorium teraba atau
tidak. Bila teraba berapa CD nya.
v apakah tidak ada tumor (exostose)
pada permukaan belakang sympisis.
v apakah linea innominata teraba
seluruhnya atau sebagian.
v apakah sidewalls (dinding samping)
lurus, convergent atau divergent oleh karena ukuran yang luas pada inlet tidak
perlu diikuti oleh bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.
v apakah kedua spina ischiadica
menonjol atau tidak. Sering terdapat bahwa spina yang menonjol disertai dengan
dinding samping yang convergent.
v apakah os sacrum mempunyai inklinasi
ke depan dan belakang. Perhatikan pula lomkavitas dari sacrum. Dalam keadaan
pathologic sacrum mempunyai bentuk hampir lurus.
v apakah sudut arcus pubis cukup luas
atau tidak.
b) Bidang tengah panggul
Ukuran-ukuran
bidang tengah panggul tak dapat diukur secara klinis dan memerlukan pengukuran
secara rontgenologis.
c) Pintu bawah pangul
Diameter
transversa dan diameter sagitalis posterior dan anterior dapat diukur dengan
pelvimeter dari Thoms.
Tapi
pengukuran diameter transversa ini adalah pengukuran yang kasar, karena tubera
ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke
orang. Ukuran yang lebih besar dari 8 cm, dianggap mencukupi.
Karena
pengukuran diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan untuk
memperhatukan bentuk arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yang tumpul.
2. Pemeriksaan
Radiologi/ rontgen.
Dilakukan
dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Selama pemotretan
ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota tubuh lain,
hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah. Hasil foto dianalisa
untuk mengetahui ukuran panggul. Bahkan aneka kelainan letak bayi pun
sebetulnya bisa terdeteksi dengan cara ini. Dibanding pengukuran secara
klinis, pengukuran dengan alat rontgen menghasilkan data yang lebih terperinci
mengenai diameter pintu panggul.
Pengukuran
Rontgenologis
Ukuran-ukuran
panggul dapat juga diukur dengan sinar X. keuntungan dari pengukuran panggul
dengan sunar roentgen ialah :
- Dapat mengambil ukuran-ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis seperti diameter transversa dari pinti atas panggul, ukuran antara spinae ischiadicae, diameter antero posterior dari bidang tengah panggul.
- Selain dari pada memberikan ukuran-ukuran panggul juga memperlhatkan pada kita bentuk pangul.
- Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui pintu atas panggul.
Langkah-langkah Pemeriksaan panggul bagian
dalam
a.
Persetujuan
pemeriksaan
1. Jelaskan tentang prosedur
pemeriksaan
2. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
3. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan
mungkin akan menimbulkan perasaan kuatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak
akan menimbulkan gangguan pada kandungan.
4. Pastikan bahwa ibu telah mengerti
prosedur dan tujuan pemeriksaan.
5. Mintakan persetujuan lisan untuk
melakukan pemeriksaan.
b.
Persiapan
Alat dan
Bahan:
(a)
Ibu
-
Ranjang Periksa
-
Kapas dan Larutan antiseptik
(b)
Pemeriksa
-
Sarung tangan
-
Sabun dan air
-
afron
c.
Memasang
sarung tangan karena biasanya kalau tidak menggunakan sarung tangan maka akan
mudah terserang berbagai macam infeksi penyakit seperti HIV.
d.
Pemeriksaan
6.
Pastikan
kandung kemih wanita kosong sebelum memulai pemeriksaan, karena pemeriksaan
bimanual sangat tidak nyaman bagi wanita jika kandung kemihnya penuh. setelah
mengosongkan kandung kemih, persilahkan ibu untuk berbaring di atas ranjang
periksa.
7.
Persiapkan
ibu pada posisi litotomi di atas meja. Pastikan bokong sedikit dibelakang tepi
meja, karena apabila wanita tidak di posisikan dengan tepat di tepi meja dapat
menggangu ketika spikulum akan dipegang anda akan kesulitan mengatur posisi
spikulum.
8.
Dengan
ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sisihkan labium mayor ke lateral untuk membuka
vulva.
9.
Masukkan
telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam lumen vagina melalui introitus
yang terbuka.
10.
Pindahkan
tangan kanan ke fundus uteri.
11.
Arahkan
bagian ventral/palmar jari-jari tangan dalam ke simpisis os pubis,
tentukan besar sudut yang dibentik antara os pubis kiri dan kanan.
12.
Dengan
ujung bagian ventral jari-jari dalam, telusuri linea inominata kiri sejauh
mungkin, kemudian lakukan pula pada bagian kanan dengan cara yang sama.
13.
Letakkan
jari dalam pada sekitar pertengahan linea inominata kiri kemudian geser ke
bawah (sejajar sumbu badan ibu) menelusuri dinding samping panggul untuk
menilai arah dan sudutnya (rata, menyudut ke dalam atau luar).
14.
Menjelang
akhir dinding samping panggul (sekitar 5 cm dari pintu atas panggul) akan
teraba tonjolan tulang, kearah dalam jalan lahir dan berbentuk segitiga, yang
disebut dengan spina iskiadika. Nilai derajat penonjolan spina ke jalan lahir.
15.
Lakukan
hal yang sama pada dinding samping panggul bagian kanan (gunakan bagian atau
sisi medial jari tengah) kemudian nilai distansia interspinarum.
16.
Raba
tuberkositas iskiadia dengan meneruskan rabaan dinding samping panggul hingga
bagian paling ujung. Lakukan untuk dinding kiri dan kanan, kemudian nilai
distansia intertuberosum (jarak antara kedua tuberositas).
17.
Geser
tangan dalam kearah belakang sehingga teraba bagian tulang yang rata dan
mempunyai lekukan ke belakang, bagian ini disebut dengan sacrum. Nilai
konkafitas tulang tersebut dengan menelusurinya ke arah atas dan bawah (tepat
di bagian tengah).
18.
Teruskan
perabaan bagian tengah sacrum hingga mencapai ruas dan bagian ujung tulang
coocygis. Nilai inklinasi tulang tersebut, ke depan (mengarah ke jalan lahir)
atau ke belakang.
19.
Pindahkan
jari tangan dalam ke linea inominata kanan kemudian telusuri sejauh mungkin ke
belakang hingga posisi jari mengarah ke tengah (sumbu badan ibu). Bila di
tengah tonjolan tulang ke bagian dalam jalan lahir (promontorium os sacrum),
maka beri tanda pada pangkal jari tangan kanan dengan tangan kiri untuk
memutuskan batas atau jarak dari titik tersebut sampai ujung jari kanan.
20.
Keluarkan
telunjuk dari tengah tangan kanan sementara jari telunjuk tangan kiri yang
menentukan batas tadi, tetap pada posisinya.
21.
Ambil
alat ukur/penggaris dengan tangan kiri, dekatkan dengan jari tengah tangan kanan
dan batas yang telah dibuat tadi untuk menentukan konjugata diagonalis yang
kemudian dikonversikan menjadi konjugata vera.
22.
Beritahukan
pada ibu bahwa pemeriksaan telah selesai.
Langkah-langkah Pemeriksaan Ukuran-ukuran Luar
a.
Persetujuan Pemeriksaan
- Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
- Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
- Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan kuatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan gangguan pada kandungan.
- Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan.
- Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.
b.
Persiapan
Alat dan
Bahan
(a) Ibu
(b) pita
meteran (pita pengukur)
c.
kemudian ukur panggul ibu, ukuran- ukuran yang perlu diukur :
1)
Distantia spinarum
2) Distantia
cristarum
3)
Conjugata externa
4) Ukuran
lingkar panggul
d. Setelah
didapat ukuran-ukuran panggul ibu, maka beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan
dan pemeriksaan telah selesai.
Tambahan
ANATOMI PANGGUL
Panggul ( Pelvis )
Panggul terdiri atas :
Panggul terdiri atas :
·
Bagian keras yang dibentuk oleh tulang-tulang,
panggul bagian keras atau tulang-tulang panggul, merupakan suatu corong. Bagian
atas yang lebar disebut Panggul Besar ( Pelvis Mayor ) Berfungsi Mendukung isi
Perut, Ukuran dan bentuk panggul besar dapat memberi gambaran mengenai ukuran
panggul kecil. Bagian Bawah atau panggul kecil ( pelvis minor ) menjadi wadah
alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir.
·
Bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot
dan ligamentum-ligamentum.
1.
Tulang Panggul
Tulang Panggul terdiri dari 4 buah tulang :
2 Tulang pangkal paha ( Ossa Coxae )
1 Tulang Kelangkang ( OS Sacrum )
1 Tulang Tungging ( Os Coccygis )
Tulang Panggul terdiri dari 4 buah tulang :
2 Tulang pangkal paha ( Ossa Coxae )
1 Tulang Kelangkang ( OS Sacrum )
1 Tulang Tungging ( Os Coccygis )
a.
Tulang Pangkal Paha
Terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain pada Acetabulum ialah cawan untuk kepala tulang paha (Caput Femoris ), ketiga tulang itu adalah:
Terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain pada Acetabulum ialah cawan untuk kepala tulang paha (Caput Femoris ), ketiga tulang itu adalah:
Tulang Usus ( Os Ilium )
Merupakan tulang terbesar dari panggul membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
Adapun bagian-bagiannya ialah :
Crista Iliaca : Batas atas yang merupakan pinggir tulang yang tebal.
SIAS dan SIPS : Ujung depan maupun belakang dari Crista Iliaca yang menonjol. Sedikit di bawah Spina Iliaca Anterior Superior terdapat tonjolan tulang yg di sebut Spina Iliaca Anterior Inferior, Sedangkan sebelah bawah Spina Iliaca Posterior Superior terdapat Spina Iliaca Posterior Inferior.
Insisura Ischiadica Mayor : Tekik yang berada di bawah Spina Iliaca posterior Inferior.
Linea Inominata ( Linea Terminalis ) : Lajur pada Os Ilium yang menjadi pembatas antara panggul besar dan panggul kecil.
Merupakan tulang terbesar dari panggul membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
Adapun bagian-bagiannya ialah :
Crista Iliaca : Batas atas yang merupakan pinggir tulang yang tebal.
SIAS dan SIPS : Ujung depan maupun belakang dari Crista Iliaca yang menonjol. Sedikit di bawah Spina Iliaca Anterior Superior terdapat tonjolan tulang yg di sebut Spina Iliaca Anterior Inferior, Sedangkan sebelah bawah Spina Iliaca Posterior Superior terdapat Spina Iliaca Posterior Inferior.
Insisura Ischiadica Mayor : Tekik yang berada di bawah Spina Iliaca posterior Inferior.
Linea Inominata ( Linea Terminalis ) : Lajur pada Os Ilium yang menjadi pembatas antara panggul besar dan panggul kecil.
Tulang Duduk ( Os Ischium )
Terdapat di sebelah bawah dari tulang usus.
Spina Ischiadica : Pinggir Belakang berduri,dibawah Spina Ischiadica terdapat incisura Ischiadica Minor.
Tuber Ischiadicum : Pinggir bawah tulang duduk yang tebal berfungsi mendukung berat badan kalau kita duduk.
Terdapat di sebelah bawah dari tulang usus.
Spina Ischiadica : Pinggir Belakang berduri,dibawah Spina Ischiadica terdapat incisura Ischiadica Minor.
Tuber Ischiadicum : Pinggir bawah tulang duduk yang tebal berfungsi mendukung berat badan kalau kita duduk.
Tulang Kemalaun ( Os Pubis )
Terdapat di sebelah bawah dan depan dari tulang usus ( Os Ilium )
Foramen Obturatorium : Lubang yang terdapat dalam tulang panggul, yang dibatasi tulang duduk.
Ramus Superior Ossis Pubis : Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus.
Ramus Inferior Ossis Pubis : Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan tulang usus.
Arcus Pubis : yang membentuk ramus inferior kiri dan kanan.
Terdapat di sebelah bawah dan depan dari tulang usus ( Os Ilium )
Foramen Obturatorium : Lubang yang terdapat dalam tulang panggul, yang dibatasi tulang duduk.
Ramus Superior Ossis Pubis : Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus.
Ramus Inferior Ossis Pubis : Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan tulang usus.
Arcus Pubis : yang membentuk ramus inferior kiri dan kanan.
Perhubungan Tulang
Pangkal Paha
Tulang Pangkal Paha yg berhubungan tulang kelangkang dengan perantara persendian Articulatio Sacroiliaca dan berhubungan pula dengan jaringan pengikat yang dari tulang kelangkang ke tulang usus maupun tulang duduk.
Tulang Pangkal Paha yg berhubungan tulang kelangkang dengan perantara persendian Articulatio Sacroiliaca dan berhubungan pula dengan jaringan pengikat yang dari tulang kelangkang ke tulang usus maupun tulang duduk.
a)
Permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus
disebut : Lig.Sacro Iliaca
Posterior.
Permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut :
- Lig. Sacra Ilaica Anterior
- Lig. Ilio Lumbalis
- Lig. Sacro Iliaca Interossea
Permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut :
- Lig. Sacra Ilaica Anterior
- Lig. Ilio Lumbalis
- Lig. Sacro Iliaca Interossea
b)
Tulang Kelangkang Ke Spina Ischiadica : Lig. Sacro Spinosum
c)
Tulang kelangkang ke tuber Ischiadica :Lig.SacroTuberosum
Tulang Pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oleh Symphysis Pubis
Tulang Pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oleh Symphysis Pubis
b.
Tulang Kelangkang
Tulang ini berbentuk segitiga : Melebar di atas dan meruncing ke bawah.
Terletak di belakang antara kedua pangkal paha dan terdiri dari 5 ruas tulang yg senyawa. Permukaan depan yang cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping.
Tulang ini berbentuk segitiga : Melebar di atas dan meruncing ke bawah.
Terletak di belakang antara kedua pangkal paha dan terdiri dari 5 ruas tulang yg senyawa. Permukaan depan yang cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping.
- Foramina Sacralia Anterior : Lima Buah Lubang terdapat di kiri
dan kanan dari garis tengah. Lubang ini dilalui urat-urat saraf dan membntuk
Plexus Sacralis dan Pembuluh darah kecil.
- Crista Sacralis : Cuat – cuat berduri yang terdapat di garis tengah.
- Promotorium : Bagian atas dari sacrum yang menonjol kedepan.
- Crista Sacralis : Cuat – cuat berduri yang terdapat di garis tengah.
- Promotorium : Bagian atas dari sacrum yang menonjol kedepan.
Keatas tulang
kelangkang berhubungan dengan ruas ke-5 ( Lumbal 5 ) tulang pinggang.
c.
Tulang Tungging
Berbentuk Segitiga terdiri dari 3 – 5 ruas yang menyatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran PBP bertambah besar.
Berbentuk Segitiga terdiri dari 3 – 5 ruas yang menyatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran PBP bertambah besar.
Keterangan
gambar:
pelvis 1 (human): A female, B
male, C right hip bone, D lateral view;
1
sacrum, 2 coccyx, 3 symphysis, 4 ilium, 5 pubis, 6
ischium, 7 acetabulum, 8 sacral foramen, 9 ischial
tuberosity, 10 lesser sciatic notch, 11 ischial spine, 12
greater sciatic notch, 13 posterior inferior iliac spine, 14
posterior superior iliac spine, 15 iliac crest, 16 anterior
superior iliac spine, 17 anterior inferior iliac spine, 18
acetabular notch, 19 superior ramus of pubis, 20 pubic tubercle, 21
pubic crest, 22 obturator foramen, 23 inferior ramus of pubis, 24
inferior ramus of ischium, 25 iliac fossa, 26 articular surface
for sacrum, 27 sacroiliac joint, 28 sacral promontory
Panggul Kecil :
4 Bidang panggul kecil
4 Bidang panggul kecil
a)
Pintu atas panggul
adalah batas dari panggul kecil berbentuk Bulat – Oval.
Berbatas dengan :
Promotorium Sayap Sacrum, Linea Inominata Ramus Superior Ossis Pubis, Pinggir atas Sympisis
adalah batas dari panggul kecil berbentuk Bulat – Oval.
Berbatas dengan :
Promotorium Sayap Sacrum, Linea Inominata Ramus Superior Ossis Pubis, Pinggir atas Sympisis
Biasanya 3 Ukuran
ditentukan dari PAP :
1. Ukuran Muka Belakang ( Diameter Antero Posterior, Conjugata Vera ),
Conjugata Vera Ukuran Normal : 11 cm
Promotorium ke Pinggir atas Sympysis. Ukuran ini ialah ukuran terpenting dari panggul. Pada wanita hidup,conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah sympisis). Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam. Kalau pada panggul sempit conjugata vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugata diagonalis dengan rumus: CV=CD-1,5 s/d 2cm
2. Ukuran Melintang ( Transversa )
Ukuran terbesar antara linea inominata di ambil tegak lurus pd conj. Vera. Ukuran Normal : Ind. 12.5 cm, Eropa. 13.5 cm
3. Ukuran Serong
Articulatio Sacro Iliaca Tuberculum Pubicum dari belah panggul yang bertntangan. Ukuran Normal : 13 cm
1. Ukuran Muka Belakang ( Diameter Antero Posterior, Conjugata Vera ),
Conjugata Vera Ukuran Normal : 11 cm
Promotorium ke Pinggir atas Sympysis. Ukuran ini ialah ukuran terpenting dari panggul. Pada wanita hidup,conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah sympisis). Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam. Kalau pada panggul sempit conjugata vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugata diagonalis dengan rumus: CV=CD-1,5 s/d 2cm
2. Ukuran Melintang ( Transversa )
Ukuran terbesar antara linea inominata di ambil tegak lurus pd conj. Vera. Ukuran Normal : Ind. 12.5 cm, Eropa. 13.5 cm
3. Ukuran Serong
Articulatio Sacro Iliaca Tuberculum Pubicum dari belah panggul yang bertntangan. Ukuran Normal : 13 cm
Gambar
PAP:
b. Bidang Luas
Panggul
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar.
Pertengahan Symphysis Pertengahan Acetabulum Pertemuan Antara Ruas Sacral II dan III
Ukuran muka belakang 12.75 cm
Ukuran Melintang 12.5 cm
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar.
Pertengahan Symphysis Pertengahan Acetabulum Pertemuan Antara Ruas Sacral II dan III
Ukuran muka belakang 12.75 cm
Ukuran Melintang 12.5 cm
c. Bidang Sempit
Panggul
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil
Setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spinae ischiadicae memotong sacrum ± 1 – 2 cm atas ujung sacrum.
Ukuran Muka Belakang :11.5 cm
Ukuran Melintang :10 cm
Bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil
Setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spinae ischiadicae memotong sacrum ± 1 – 2 cm atas ujung sacrum.
Ukuran Muka Belakang :11.5 cm
Ukuran Melintang :10 cm
Diameter
Sagitalis Posterior : Sacrum ke
Pertengahan Antra Spinae Ischiadicae (5 cm)
Bidang
ini paling sulit penilaiannya dalam ilmu kebidanan, karena ukuran-ukurannya
paling kecil, lagi pula sulit mengukurnya. Kesempitan pintu bawah panggul
biasanya disertai kesempitan bidang sempit panggul.
Gambar
Bidang Sempit Panggul/Bidang Tengah Panggul
d. Pintu Bawah
panggul
Terdiri dari 2 segitiga dg dasar yg sama, garis yg menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os.sacrum, sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan. Segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
Terdiri dari 2 segitiga dg dasar yg sama, garis yg menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os.sacrum, sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan. Segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
PBP
ditentukan oleh 3 ukuran:
·
Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah sympisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
·
Ukuran melintang
Ukuran antara tuber
ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5 cm)
·
Diameter sagitalis posterior
Dari ujung sacrum ke
pertengahan ukuran melintang (7,5 cm)
BIDANG HODGE
Menentukan seberapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul. Hodge menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul :
- Hodge I : Sama dg pintu atas panggul
- Hodge II : Sejajar dg H I Melalui Pinggir Bawah Symphysis
- Hodge III : Sejajar dg H I Melalui Spine Ischiadicae
- Hodge IV : Sejajar dg H I Melalui Ujung Os Coccygis
Menentukan seberapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul. Hodge menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul :
- Hodge I : Sama dg pintu atas panggul
- Hodge II : Sejajar dg H I Melalui Pinggir Bawah Symphysis
- Hodge III : Sejajar dg H I Melalui Spine Ischiadicae
- Hodge IV : Sejajar dg H I Melalui Ujung Os Coccygis
1 komentar:
Nice Info .... Thanks ... NCP Blog
Posting Komentar