TUMOR
JINAK DAN GANAS PADA REPRODUKSI
A.Pengertian
Tumor adalah terbentuknya neoplasma yang di sebabkan
oleh pertumbuhan atau regnerasi sel tubuh yang tidak wajar. Tumor adalah
sekumpulan sel yang membelah diri dengan sangat cepat sehingga tumbuh dan
jumlahnya menjadi semakin banyak dan tidak terkendali. Untuk beberapa jenis
tumor tertentu, kumpulan sel yang tumbuh dengan sangat cepat ini terlihat
sebagai benjolan jika sudah mencapai tahap yang cukup lanjut. Namun demikian,
tidak semua kanker harus terlihat sebagai benjolan apalagi pada stadium awal.
Dalam keadaan normal, pembelahan sel selalu terkendali. Di dalam tubuh kita
terdapat sistem yang mengatur kapan sel membelah dan seberapa cepat sel - sel
tersebut harus memperbanyak diri. Jika sistem pengaturan ini terganggu maka sel
- sel akan membelah secara tidak terkendali sehingga menyebabkan timbulnya
tumor. Sebenarnya perbanyakan jumlah sel ini dilakukan tubuh untuk menggantikan
sel - sel yang secara rutin mengalami kematian serta untuk menambah jumlah sel
tubuh pada masa pertumbuhan. Sel akan mati jika sudah mencapai masa tertentu.
Tumor sendiri dibedakan menjadi dua yaitu :
Tumor jinak
Tumor disebut jinak jika kecepatan pembelahan sel -
selnya tidak terlalu tinggi dan sel - sel hasil pembelahan yang cepat tersebut
masih menunjukkan keabnormalan yang relatif rendah. Tumor jinak biasanya
terbungkus oleh semacam selaput yang membuat jaringan. Kumpulan sel - sel tumor
ini terpisah dengan jaringan yang normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar
ke bagian tubuh yang lain. Itulah mengapa tumor jinak relatif lebih mudah
diangkat melalui metode operasi pembedahan. Tumor jinak juga biasanya tidak
membahayakan kesehatan penderitanya.
Tumor ganas
tumor ganas, kecepatan pembelahan selnya sangat
tinggi dan sel - selnya menunjukkan keabnormalan yang relatif besar. Tumor
ganas juga tidak terbungkus oleh selaput seperti halnya tumor jinak sehingga
akan menyulitkan untuk mengangkat sel tumor ganas sampai bersih melalui metode
pembedahan sehingga biasanya pengobatan atas tumor ganas ini dilakukan dengan
menggunakna metode penyinaran atau kemoterapi. Tumor ganas ini biasa disebut
dengan kanker. Tumor ganas juga bisa menyerang dan merusak jaringan di
sekitarnya. Sel - sel tumor bisa masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke
bagian - bagian tubuh yang lainnya. Proses penyebaran sel tumor ganas ini
disebut sebagai metastasis.
Tumor pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua
umur (18 – 80 tahun) dengan rata-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian
paling sering pada kelompok umur 30 – 40 tahun.
B.Macam-macam
tumor jinak dan ganas
1.Tumor
pada vulva
Tumor jinak
a. Tumor Kistik.
a) Kisti Inclusi (kista epidermis),
terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi atau
robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista. Kista
ini terdapat dibawah epitel vulva/perineum maupun vagina berwarna
kekuning-kuningan atau abu-abu biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan
berisi cairan kental. Umumnya kista ini tidak menimbulkan keluhan.
b) Kista sisa jaringan embrio.
-
Kista Gartner, berasal dari saluran mesonefridikus ujolfifi.
Terdapat pada dinding lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat
urethra dan klitoris. Dindingnya terdiri dari epitel torak atau kubus berisi
cairan jernih tanpa musin. Biasanya berukuran kecil dan multhipel namun dapat
mencapai ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
-
Kista bidrokele saluran nuck, berasal dari sisa prosesus
vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang
melanjutkan diri sampai pada labium mayor. Terletak mulai dari saluran inguinal
sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista
saluran Nuvck berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritoneum. Dengan
demikian kista ini harus dibesarkan dengan hernia (burut) inguinal dan
varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.
b. Kista Kelenjar
-
Kista Bartholini, terjadi akibat radang. Dapat berasal dari
bartholinitis kronis. Teraba sebagai suatu tonjolan pada bagian belakang dari
labium majus, mudah digerakkan. Umumnya tidak memberikan keluhan,tetapi
kadang-kadang mengalami pernanahan.
-
Kista sebasea, Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang
terdapat pada labium mayor, labium minor dan mons veneris, terjadi karena
penyumbatan saluran kelenjar sehinggga terjadilah penimbunan sebum.Kelenjar ini biasanya terletak dekat
dibawah permukaan kulit berwarna kuning keabu-abuan, dengan batas yang jelas
dan konsistensi keras, ukuran kecil sering multiple. Dindingnya berlapis epitel
kelenjar dengan isi sebum (minyak yang berfungsi melindungi elemen rambut dan
mengatur keseimbangan kelembapan) yang mengandung Kristal kolesterol. Kristal
ini sering mengalami infeksi.
terapi: kalau
perlu eksisi.
-
Hidranenoma, berasal dari kelenjar keringat, ada yang
mengatakan berasal dari saluran wolfri.
-
Penyakit fox-forduce (apoxsin miliara), terjadi akibat sumbatan
saluran kelenjar keringat sehingga membentuk banyak kristal kecil dengan
diameter 1-3mm, multiple, terasa gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di
ketiak dan gelenggang susu. Dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan
emosi antara lain rangsang seksual.
-
Kista paraurethra (skene), terjadi karena saluran kelenjar
ini tertutup oleh infeksi. Kista ini biasa menonjol pada dinding depan vagina,
dan sering mengalami infeksi.
-
Kista endrometriosis, jarang sekali terjadi, namun dapat
tumbuh pada vulva maupun vagina. Kista pada vulva ini umum hanya memerlukan
pengangkatan kalau mengganggu saja. Pada kista yang mengalami infeksi dapat
dilakukan insisi.
Terapi: operatif dan non operatif.
b.Tumor solid.
Tumor epitel
a. Konidiloma akuminatum (Kutil Genitalis)
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kutil
genitalis sering ditemukan dan menyebabkan kecemasan karena:
Tidak enak dilihat
Bisa terinfeksi
bakteri
Bisa
merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan.
Penyebab
Virus papilloma.
Virus papilloma.
Pada
wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak
menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher
rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor
intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang
abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau
kerongkongan.
Gejala
Kutil
genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab. Pada
pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit
depannya (jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding
vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis
juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria
homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur.
Kutil
biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh
dengan cepat dan bisa memiliki tangkai.
Pada
suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar
memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada
wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan
dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya
meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat.
Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang menetap
bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk
meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan.Wanita yang memiliki kutil
di leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan Pap-smear secara rutin.
Pengobatan
Kutil
pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau
pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau
racun yang dimurnikan atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada
kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan,
bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering gagal.
Kutil
di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau
florourasil.
Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.
Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.
Penyakit
ini disebabkan oleh virus HPV type 6 dan II, dan akhir-akhir ini juga dimasukan
kedalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Terapi
Podophyllin
25% dalam tincture benzoin
Sulfonamide,sistemik
dan local
Operatif
Albothyl
c. Karunkula urethra, ada 2 macam:
Karunkula urethra neoplasma , terdiri dari
polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal muara urethtra, mikroskopik
sebagai papiloma urethra yang ditutup oleh epitel transisional yang tersusun
sebagai lipatan dengan tipe yang sering menyerupai pertumbuhan ganas. Tumor ini
mempunyai kecendrungan untuk kambuh lokal. Gangguan yang ditimbulkan antara lain
adalah nyeri pada saat waktu berjalan dan duduk, dispareunia, disuria,
perdarahan, dan pembengkakan.
Karunkula urethra granulomatosa,
penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada muara-muara urethra
terutama bagian belakang yang meluas ke samping juga, dengan demikian lubang
muara urethra ini menonjol akan tetapi tidak mempunyai tangkai, berwarna merah
kusam dan tidak menimbukan nyeri seperti pada karunkula urethra neoplasma.
d. Nevus pigmentosus
Pada
pemeriksaan mikroskopik menunjukan sel nevus yang khas dengan inti biru tua dan
terletak di bawah lapisan epitel. Menurut Masson sel nevus berasal dari
melanosit dalam epidermis atau darisel Schwann dari serabut saraf yang menuju
ke kulit. Yang berbahaya ialah lesi yang berpigmen dan tak meluas sehingga
sebaiknay diperiksa secara histologik.
e. Hiperkreatosis, disebabkan infeksi
menahun, deramatitis.
Tumor Jaringan Mesodermal
a. Fibroma, berasal dari jaringan
disekitar labium majus, dapat tumbuh besar dengan konsistensi lunak dan
berwarna putih keabu-abuan.Dapat dilakukan terapi dangan operasi
b. Lipoma, berasal dari otot polos
ligamentum rotondum dekat pada labium majus dengan konsistensi lunak, dapat
bertangkai dan mencapai ukuran besar(hamper mnyerupai fibroma). Dapat dilakukan
terapi dangan operasi
c. Leiomima, berasal dari otot polos
ligamentum rotundum dekat pada labium mayus tersusun seperti pusaran air/konde.
d. Neurofibroma, berasal dari sarung
serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk polipoid dan berwarna
seperti daging.
e. Hemangioma, berasal dari konginetal
biasanya akan menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita pasca
menopause biasanya terjadi karena adanya varices yang kecil-kecil dan dapat
menyebabkan perdarahan pasca menopause.
f. Limfangioma, berasal dari jaringan
pembuluk limfe, jarang sekali dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangioma
namun tidak berwarna.
Tumor Ganas pada Vulva
a. Karsinoma Vulva
Epidemiologi
80-85%
terdapat pada wanita baki (pasca menopause), terutama yang dalam decade ke-7
sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30% wanita kelompok umur 50-70
tahun, dan merupakan 3-4% dari semua keganasan ginekologik.
Karsinoma vulva jarang ditemukan
pada golongan umur < 45 tahun dan jauh lebih jarang lagi pada wanita hamil
(dalam kepustakaan pernah dilaporkan pada wanita hamil berusia 29 tahun).
Umumnya ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah dengan hygiene seksual
yang kurang mendapat perhatian, obesitas dan hipertensi (> 50%). Paritas dan
suku/ras tidak mempunyai peran. Iritasi menahun seperti pada limfogranuloma
inguinale, kondiloma akuminata, kondiloma lata, kondisi dsitrophia kulit vulva
seperti pada lichen sclerosus et atrophicus, leukoplakia dan kraurosis diduga
sebagai pemicu timbulnya karsinoma vulva (lesi pra-neoplastik).
Etiologi
Tidak
banyak diketahui mengenai factor etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun
disebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopause (40
tahun) dalam riwayat penyakitnya. Factor etnik tak berpengaruh, meskipun lesi
granulomatosa sering ditemukan pada suku Negro.
Patologi
Lesi primer berupa ulkus dengan tepi
induratif atau sebagai tumbuhan eksofitik (wart/kutil) dengan tempat predileksi
terutama di labia mayora, labia minora, klitoris, dan komisura posterior. Lesi
bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua labia mayora dapat simetris terkena
(kissing). Histologik lebih dari 80 % adalah epideermoid dengan diferensiasi
baik, sedang sisanya yang 10% karsinoma baoselulare, adenokarsinoma,
fibrosarkoma atau miosarkoma, tumo campuran yang merupakan 1-2% dari semua
karsinoma vulva.
Gambaran klinik dan diagnosis
Biasanya makan waktu cukup lama
sebelum penderita meminta pertolongan, oleh karena mereka pada umumnya dari
golongan lansia, malu untuk mengemukakan kepada rekan sebaya, apalagi kepada
mereka yang lebih muda. Bagi mereka yang masih kawin, umumnya sudah tak
melayani suami lagi secara seksual dan tak pernah kelainan yang ada pada
vulvanya disampaikan kepada suam, sampai pada suatu saat timbul perdarahanatau
mengeluarkan bau yang tak sedap yang menjadikan orang yang diseputarmenanyakan
keadaannya. Setelah ia sadar untuk berobat, masih ada kemungkinan keterlambatan
lagi sampai berbulan-bulan dalam menegakan diagnosis yang pasti akibat
pemberian pelbagi salep dan krem yang ternyata tidak memberikan kesembuhan, justru
mengakibatkan penyakitnya menjadi lebih parah. Sekitar 25% penderita datang
berobat tanpa didahului biopsy. Penderita ini datang dengan keluahan samar-samar mengenai iritasi vulva atau
gatal-gatal pada vulva.
Diagnosis akan lebih mudah dibuat
bila ditemukan benjolan, ulkus atau lesi yang berdarah. Nyeri biasa dikeluhkan
bila lesinya terdapat dekat klitoris atau uretra, karena pedih saat BAK.
Superinfeksi dari lesi ganas juga menimbulakan rasa sakit dan lebih banyak
iritasi akibat keputihan yang terus menerus. Hanya sekitar 5% yang dtang dengan
pembesaran kelenjar lipat paha / abses sebagai keluhan utama.
Diagnosis
Dini
Perasaan gatal atau terbakar di
vulva harus mendapat perhatian, untukmencari area yang mencurigakan akan
keganasan. Daerah tersebut dapat berupa kutil, benjolan kecil yang berwarna
kemerahan, keputihan, atau berpigmen, agak meninggi,atau ulkus datar yang mudah
berdarah dengan tepi induratif. Kalaupun posesnya sudah agak lanjut, mungkin
ditemukan luka yang dalam yang telah mengalami infeksi dan nekrotik atau tampak
seperti bunga kobis/kol.
Golongan
resiko tinggi ialah :
- Diabetes Mellitus
- Obesitas
- Hygiene seksual yang tidak baik
- Lichen scelerosus atrophicus
- Leukopiakia dan karusosis vulva
Penanganan
- Pada tingkat klinik 0 : dikerjakan
vulvektomi dengan mengangkat kedua labia mayora, labia minora, sebagian mons
veneis dan hymen
- Pada tingkat klinik I dan II :
dilakukan vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal
luar dan dalam, dalam satu tahap. Bila kondisi penderita tidak memungkinkan
dalam satu tahap, limfadenektomi inguinal bilateral dapat ditunda
pelaksanaannya 5-7 hari kemudian.
- Pada tingkat klinik III dan IV : diberikan
sitostatika seperti MMC, 5FU, Bleosin, Endoxan, Doxorubisin secara sitematik
baik sebagai obat tunggal / dalam kombinasi, intra-tumor, atau perfusi jaringan
melalui infuse saluran getah bening di kaki penderita.
b. Sarkoma pada vulva
Sarcoma
vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak jauh umu terjadi. tumor ini
histologik dapat berupa leiomiosarkoma, liposarkoama, rhabdomiosarkoma,
fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma, dan epitelioid sarcoma. Penyebarannya
sanagat cepat, karena secara hematogen
· Tumor ganas sekunder pada vulva,
berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina, uterus yang
merambat langsung atau secara limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah
balik. Paling sering ditemukan adalah metastasis koriokarsinoma yang member
gambarankhas berwarna biru kehitaman. Penanganan dengan kemoterapi tunggal
(MTX) atau kombinasi, tergantung dari factor resikonya.
Penyebab
Secara Umum :
1. Infeksi HPV (Human Papiloma
Virus) atau kutil kelamin
2. Pernah menderita kanker
leher rahim atau tumor vagina.
3. Infeksi sifilis
4. Diabetes Meilitus
5. Obesitas
6. Hipertensi
7. Usia
8. Hubungan seksual pada usia
dini
9. Berganti-ganti pasangan
seksual
10. Merokok
11. Infeksi HIV
12. Golongan social rendah
13. Personal hygine yang tidak baik.
Gambaran
Klinis
Biasanya makan waktu cukup lama sebelum
penderita meminta pertolongan.
Penderita ini datang dengan keluhan samar-samar mengenai iritasi vulva atau pruritus (gatal-gatal) vulva.
Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.Kanker vulva
mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupunluka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.
Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna.
Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada akhirnya akan
terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer.Gejala lainnya adalah:- nyeri
ketika berkemih- nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Pemeriksaan
·
Staging (menentukan stadium
kanker)
Merupakan suatu proses yang menggunakan hasil=hasil
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan daignostik tertentu untuk menentukan ukuran
tumor, keadaan tumor, penyebaran tumor ke organ sekitarnya dan penyebaran ke
getah bening atau organ yang jauh yang pentingdilakukan untuk menentukan jenis
pengobatan dan prognosis
penyakit.
Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana pengobatan yang akan dijalani
oleh penderita.Jika hasil biopsi menunjukkan
bahwa telah terjadi kanker vulva, makadilakukan beberapa pemeriksaan untuk
mengetahui penyebaran kanker kedaerah lain:
a)
Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)
b)
Proktoskopi (pemeriksaan rektum)
c)
Pemeriksaan panggul dibawah pengaruh obat bius.Rontegen dan
d)
CT scan dan MRI
Stadium kanker
vulva dari system FIGO :
a) Stadium 0
Kanker hanya di temukan di permukaan
kulit vulva.
b) Stadium 1
Kanker ditemukan di vulva dan atau
perineum (daerah rectum dan vagina ).Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening.
c) Stadium IA
Kanker stadium 1 yang telah menyusup
sampai kedalaman kurang dari 1 mm.
d)
Stadium IB:
Kanker stadium I yang telah menyusup lebih dalam
dari 1 mm.
e) Stadium II:
Kanker
ditemukan di vulva dan/atau perineu, dengan ukuran lebih besar dari2 cm tetapi belum
menyebar ke kelenjar getah bening
f) StadiumIII:
Kanker ditemukan di vulva dan/atau perineum serta telah menyebar ke jaringan terdekat (misalnya uretra, vagina,
anus) dan/atau telah menyebar kekelenjar getah bening selangkangan terdekat.
g) Stadium IVA:
Kanker
telah menyebar keluar jaringan terdekat, yaitu ke uretra bagian atas,kandung kemih, rektum atau tulang panggul, atau telah menyebar Kekelenjar
getah bening kiri dan kanan.
h) Stadium IVB :
Kanker
telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam panggul dan/atauke organ tubuh
yang jauh.
Deteksi Dini
Perasaan gatal atau terbakar di vulva
harus mendapatkan perhatian, untuk mencari area
yang mencurigakan akan keganasan. Daerah tersebut dapat berupa
Wart (kutil),
benjolan kecil yang berwarna kemerahan, keputihan atau berpigmen, agak meninggi, atau
ulkus datar yang mudah berdarah dengan tepi induratif.
Pencegahan :
Ada 2 cara untuk mencegah kanker vulva:
a.Menghindari faktor resiko yang bisa
dikendalikan
b.Mengobati keadaan prekanker sebelum
terjadinya kanker invasif.Keadaan prakanker bisa ditemukan dengan menjalani
pemeriksaan system reproduksi secara teratur dan memeriksakan setiap ruam, tahi
lalat, benjolan atau kelainan vulva lainnya yang sifatnya menetap.
Pengobatan NIV
( Neoplasia Intraepitaeal Vagina : I, II, III displasia
ringan, sedang, berat)bisa mencegah sejumlah kasus kanker invasive.
c.
Melanoma vulva
Melanoma vulva adalah keganasan
nomor dua pada vulva sesudah karsinoma. Hampir 5% dari semua melanoma maligna
muncul di vulva yang merupakan hanya 1% dari kulit permukaan seluruh tubuh.
Terdapat predileksi di labia minora dan klitoris, sering meluas kevagina dan
urethra berupa benjolan (nodul) yang berwarna hitam kebiruan. Menyebar secaralimfogen
denga membentuk nodul satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian
bermestastasiske kelenjar limfa regional. Bila terjadi penyebaran secara
hematogen, anak sebar terdapat di paru- paru (terasering), kemudian otak, hati
dan jantung juga tidak jarang.
d.
AdenokarsinomaPada vulva jarang dan umumnya berasal dari kelenjar bartholini.
e.
Basalioma (basal sel karsinoma)Biasanya ditemukan di daerah yang berambut,
sesekali pada labia mayora sebagai makulakemerahan/ kecoklatan atau sebagai
nodul kecil yang mengalami ulserasi di tengahnya (ulkusrodens). Lesi ini hampir
tak pernah menyebar ke kelenjar getah bening, sebab itu eksisi lokalyang luas
sudah memadai untuk tujuan kuratif.
f.
Penyakit PagetMerupakan lesi intra epitelial vulva yang sering bersama-sama
dengan munculnyaadenokarsinoma kelenjar apokrin
g.
Karsinoma verukosaKarsinoma ini adalah keganasan pada vulva berbentuk tumor
eksofitik seperti papil padakondiloma akuminata, atau seprti bunga kol
(cauliflower like).
h.
Sarkoma pada vulvaSarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak jauh
umum terjadi. Tumor inihistologik dapat berupa leiomiosarkoma (paling sering),
liposarkoma, rhabmiosarkoma,fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma, dan
epiteloidsarkoma. Penyebarannya sangat cepat,karena secra hematogen.
Prognosiscsangat buruk. Peran radioterapi dan atau kemoterapi sebagaiadjuvans
perlu dipertimbangkan.
i.
Tumor ganas sekunder pada vulvaBerasal dari jaringan dekat vulva seperti
serviks uteri, vagina, uterus yang merembetlangsung atau secra limfogen atau
embolisasi melalui pembuluh darah balik. Paling seringditemukan adalh
metastasis koriokarsinoma yang memberi gambaran khas yang berwarna
birukehitaman. Penanganan dengan kemoterapi tunggal (MTX) atau kombinasi,
tergantung dari faktor resikonya.
2.Tumor pada vagina
a.
Tumor kistik.
Tumor-tumor di vagina umunya
mempunyai sifat yang sama dengan yang ddapatkan pada vulva. Tumor vulva dan
vagina hendaknya dibedakan dengan vaginitisemfisematosa. Dapat juga saluran
Muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter,akan tetapi dapat multiple,
kista ini dilapisis epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin.
b.
Tumor solid
-
Granuloma Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang
terbatas- batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi
kolpografidan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
- Tumor
miksoid vagina Konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa,
jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah
glutea, fossaiskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada pada
daerah parakolpos.Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat juga menjadi ganas.
- Adenosis
vaginaBerasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak
vagina,terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang
mengeluarkanmucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merah dan berbintik. Ini
disebabkankarena pemberian hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada ibu
penderitawaktu hamil muda (sindrom D.E.S). Tumor ini dapat menjadi
adenocarcinoma.Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat sebagai
ulserasi dikemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan histopatologi.
Tumor ganas
pada vagina
Tumor ganas primer di vagina sangat
jarang. Bilamana serviks uterus ikut terlibat dalam proses, maka dianggap
sebagai tumor ganas serviks uteri. Begitu juga bilamana vulva ikut terlibatdalam
proses, maka dianggaptumor ganas itu adalah tumor ganas vulva.
Ø
Gejala
Kanker vulva mudah dilihat dan
teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitar
lubang vagina.Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna.Jaringandi
sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal.Pada akhirnya akan terjadi perdarahan
dan keluar cairanyang encer.
Ø
Gejala lainnya adalah:
a.
Nyeri ketika berkemih
b.
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
c.
Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala.
1.
Karsinoma vagina
a.
Epidemiologi
Kanker
vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke
atas.Insidensi.
b.
Patologi
Terbanyak
(hampir 99%) adalah squamous cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma
danembrional rhabdomiosarkoma (sarkoma botrioides).
c.
Tingkat pra-maligna
Sebelum
menjadi infasif, lesi itu melalui tingkatan pra-maligna yang disebut sebagai
NIV(N eoplasia Intraepitelial Vagina) I, II, III (Displasia ringan, sedang, berat)
dan KIS (karsinoma in situ), yang berlangsung beberapa tahun dan dapat
dideteksi awal melalui Pap¶smear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan
bimbingan kolposkop terhadap µlesi yang mencurigakan.
d.
Penyebaran
Bila proses
terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya akan terjadi seperti
pada karsinoma serviks;bila berlokasi pada sepertiga bagian distal vagina,
penyebarannya akanmenyerupai karsinoma vulva.
e.
Pembagian tingkat keganasan
Umumnya
karsinoma epidermoid pada vagina muncul di 2/3 di bagian proksimal
vagina.Lokasi paling sering di dinding paling atas (proksimal)atau depan
bawah(distal)vagina,berbentuk eksopitik seperti bunga kol, endofitik
ulseratif,infiltratif atau papilomatosa.
Pembagian
tingkat keganasan menurut FIGO
Tingkat
|
Kriteria
|
0
|
Karsinoma
in situ, karsinoma intra epithelial
|
I
|
Proses
masih terbatas padadinding vagina
|
II
|
Proses
sudah meluas sampai jaringan para vagina,tetapi belum mencapai dinding
panggul
|
III
|
Proses
telah meluas sampai ke salah satu/kedua dinding panggul;
|
IV
|
Proses
sudah keluar dari panggul kecil,atau sudah menginfiltrasimukosa
rektum/kandung kemih
|
f.
Gambar klinik dan diagnose
Karsinoma in
situ lebih sering didapat sebai proses yang multifokal.Ia dapat ditemukan
bersama-sama dengan tumor sejenis di bagian lain dari traktus genitalis,atau
setelah pembedahanyang tidak radikal pada karsinoma in situ serviks uterus,atau
pasca radiasi karsinoma serviksuterus.Adenokarsinoma vagina yang jarang,dapat
berasal dari urethra,kelenjar Bartholin,atausebagai metastasis dari karsinoma
endometrium/ovarium.Pada pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan ulkus dengan
tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor eksofitik seperti bunga kol
(cauliflower) yang mudah berdarah padasentuhan.Biopsi harus dibuat pada daerah
yang dicurigai,sehingga bukti histologik dapatmenegakkan diagnosis.
g.
Diagnosis dini
Pada
pemeriksaan rutin secara berkala,pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologik
dari dinding vagina perlu pula pengambilanbahan dari ekto-danendoserviks. Pada
klinik yangsudah maju,pemeriksaan kolposkopik,biopsi terarah dengan bimbingan
kolposkop,kolpomikroskopi dilakukan untuk membuat diagnosis dini.
h.
Penanganan
Untuk
tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedah krio
(cryo-surgeri), penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser.Untuk tingkat
klinik I dan II dilakukanopersi atau penyinaran.Operasi pada tumor di bagian
atas vagina sama dengan operasi padakarsinoma serviks uterus,hanya vaginektomi
dilakukan lebih luas(>1/2 puncak vagina harusdiangkat),sedang operasi pada
bagian bawah vagina mendekati operasi pada karsinoma vulva.
Kemoterapi
dengan peraturan VAC (Vincristine,Aktinomisin-D dan Cytoxan/Endoxan)hanya untuk
pengobatan embrional rabdomiosarkoma (sarkoma botrioides) pada anak-anak, yang
ternyata efektif. Tumor ini berbentuk polipoid seperti buah anggur yang berasal
dari bagian atasvagina dan dapat menonjol keluar sampai di introitus vagina.
Penyebaran secara hematogen ke paru-paru atau tulang.
C). Tumor
pada Tuba
a. Tumor junak pada tuba
Tumor
tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma. Tumor tubauterine
yang neoplastik jarang seklai ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya
bukanneoplasma lebih sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba
uterine falopii dan jaringan sekitarnya: Tumor-tumor yang disebabkan oleh
radang.
b.
Tumor ganas pada tuba
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan.
Perlu mendapat perhatian khusus bila wanita berusia 45 – 55 tahun ditemukan
tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula
kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan adanya
tumor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
1. Tubba Fallopii
(saluran telur)
a.
Patologi : Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis
menurut keganasannya:
1)
Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya masih
baik, batasdaerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
2)
Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba
danmemperlihatkan gambaran kelenjar.
3)
Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel
ganas ke dalamsaluran limfa tuba.
b.
Penyebaran : Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian
melalui pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba,
ovarium dan uterus.
c.
Tingkat Klinis Keganasan :
Tingkat Klinik
|
Kriteria
|
IA
|
Pertumbuhan tumor terbatas pada
salah satu tuba; tidak adaascites.Tak ditemukan tumor di permukaan luar,
kapsulnya utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah
ataukedua-duanya.
|
IB
|
Pertumbuhan tumor terbatas pada
kedua tuba; tidak adaasites.Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya
utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah,
ataukedua-duanya.
|
IC
|
Tumor dari tingkatan klinik 1A dan
IB, tetapi ada asites ataucucian rongga perut positif.
|
II
|
Pertumbuhan tumor melibatkan satu
atau dua tuba, dengan perluasan ke panggul.
|
IIA
|
Perluasan proses dan/ atau
metastatis ke uterus atau ovarium.
|
IIB
|
Perluasan proses ke jaringan
panggul lainnya.
|
IIC
|
Tumor dari tingkat klinik IIA atau
IIB, tetapi dengan asitesdan/atau cucian rongga perut positif.
|
III
|
Tumor melibatkan satu atau dua
tuba dengan penyebarankelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya.
Tumor terbatas pada panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke
usus halus atau omentum.
|
IV
|
Pertumbuhan
tumor melibatkan salah satu atau kedua tubadengan metastasis berjarak jauh.
Bilamana didapatkan efusi pleural, harus ada sitologi positif untuk
menyebutnya sebagaitingkat klinik IV. Begitu pula ditemukannya metastasiskeparenkim
hati.
|
d.
Gambaran klinik dan diagnosis
Pada awal penyakit tidak menimbulkan
gejala diagnosis sering terlambat dibuatkarena letaknya yang sangat tersembunyi
dan pemeriksaan histologik atas spesimen yangdikirim. Kalau sudah ada keluhan, biasanya
sudah terlambat. Deteksi dini tumor ganas tubaFalloppii sukar diupayakan. Perlu
dapat perhatian khusus bila wanita berusia (45-55 tahun),ditemukan tumor
adneksa (tumor radang: hidrosalping, piosalping atau abses tubo-ovarial
dansebagainya) disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula
kekuning-kuningankemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan akan
adanya tunor ganas tubaterutama pada nullipara atau primipara. Wanita beranak
satu (sterilitas satu anak) biasanyaoleh karena mengalami infeksi gonokokus
yang menimbulkan peradangan tuba dan menjadi buntu. Perasaan nyeri ini dapat
intermiten atau terus menerus dan menjalar ke pangkal pahadan punggung bagian
bawah (regio sakro-koksigeal). Rasa sakit ini yang menyebabkan penderita datang
ke dokter
Pemeriksa sitologi usapan serviks
tidak banyak membantu. Akan tetapi bilamanahasilnya sel ganas positif,
sedangkan di serviks maupun di kavum uteri dapat dinyatakantidak ada keganasan,
maka perlu dipikirkan kemungkinan keganasan di tuba atau ovarium,lebih lebih
jika ada mas tumor pada adneksa. Histero-salpingografi (HSG) tidak
dianjurkankarena dapat berakibat meluasnya proses ganas/radang. Kuldoskopi dan
laparoskopi juga tak banyak berarti karena sulit membedakan tumor ganas
tuba dari tumor radang, kecuali bilamana pemeriksaan tersebut disertai tindakan
biopsi. Transvagina/transrektal USG dapatmembantu untuk menegakkan diagnosis.
e.
Penanganan
Penanganan utama yang
dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP (TotalAbdominal Hysterectomy + Bilateral
Salpingo-Oophorectomy + Omentectomy +Appendectomy). Dapat dipertimbangkan
(Optional) instilasi Phosphor 32 radioaktif ataukhemoterapi profilaksis.
Sayatan dinding perut harus longitudinal linea mediana, cukup panjang untuk
memungkinkan mengdakan eksplorasi secara Gentle (lembut) seluruh rongga perut
dan panggul, khususnya di daerah subdiafragmatika dan mengirimkan sample
cucianrongga perut untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Radioterapi hanya
dikerjakan pada tumor bed dan jenis histologik keganasan tertentu seperti
disgerminoma.
D). Tumor
pada uterus
Tumor jinak pada uterus
1. Tumor
ektoserviksa.
a.
Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi
terdapatdinding samping ektoserviks
b.
Kista endometriosis: letaknya superficial.
c.
Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya
terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang
mencapaiukuran besar berwarna putih mengkilap berisi cairan mucus. Kalau kista
inimenjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
d.
Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.Kebanyakan
papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedahmaupun
persalinan.
e.
Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial, dapat membesar
padawaktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi. Terapi tumor
ektoservikstergantung pada kelainan ataupun potensi akan kelainan yang
dapatdisebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja. Kista Nabothi dapat
diinsisi,tumor-tumor lain dapat dilakukan ekstirpasi, kauterisasi dan
krioterapi.
2. Tumor
endoserviksPolip: sebetulnya adalah suatu adenoma maupun adenofibroma yang
berasaldari selaput lender endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar
dari vulva.Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat
juga mengalamimenjadi lebih semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat
mengalami nekrosis, sertamudah berdarah. Polip ini berkembang karena pengaruh
radang maupun virus. Harusditegakkan apakah polip itu suatu adenoma, sarcoma
botriodes, adenokarsinomaserviks atau mioma yang dilahirkan. Polip endoserviks
diangkat dan perlu diperiksasecara histologik.
3. Tumor
endometriuma.
a.
Polip endometriumSering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop. Polip
berasal dari:
1)
Adenoma, adenofibroma
2)
Mioma submukosum
3)
Plasenta
b.
Adenoma-adenofibromaBiasanya terjadi dari epitel endometrium dengan stroma yang
sesuaidengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasiaendometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna
kemerah-merahan.Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai
menometroragi,infertilias. Mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
c.
Mioma submukosumSarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus
menjadimioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih.
d.
Polip plasentaBerasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus.Pemeriksaan histology memeperlihatkan vili korialis dalam berbagai
tingkatdegenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan
uterusmengalami subinvolusio yang menimbulkan perdarahan. Polip
endometriosisumumnya diangkat dengan cara kauterisasi dan bedah laser.
4. Miometrium
Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.Efek
fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.Menurut
letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:
a.
Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke dalamrongga
uterus.
b. Mioma
intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabutmiometrium.
c.
Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
5. AdenomiosisAdenomiosis adalah adanya
sarang enometriosis di antara serabut miometrium.
6. HemangiomaTumor jinak pembuluh darah ini
jarang sekali ditemukan. Umunya didapatkansecara kebetulan pada pemeriksaan
histologik uterus yang diangkat karena perdarahan. Bentuk histologinya dapat
beraneka ragam.
Tumor pganas pada uterus.
Kanker Rahim
adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).Kanker rahim
biasanyaterjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia
50-60 taun.Kanker bisamenyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai
bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis,tuba falopii, ovarium, daerah di
sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnyamelalui pembuluh
darah).
1.
Penyebab
Penyebabnya yang pasti tidak
diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar
estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan
lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada
hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan
kanker.Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko
tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya
kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit).Wanita yang memiliki
faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim,sebaliknya banyak penderita
kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapatdijelaskan
mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya
tidak.Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
a.
Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.
b.
Hiperplasia endometrium
c.
Terapi Sulih Hormon (TSH)
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosisdan
mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi
estrogentanpa progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen
dosis tinggi dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang
mengkonsumsi estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena
progesteron melindungi rahim.
d.
Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanitayang
gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar
estrogenmerupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obes.
e.
Diabetes (kencing manis)
f.
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g.
Tamoksifen
Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobatikanker
payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan
dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.Keuntungan yang
diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinyakanker lain,
tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.
h.
RasKanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
i.
Kanker kolorektal
j.
Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
k.
Menopause setelah usia 52 tahun
l.
Tidak memiliki anak
m. Kemandulan
n.
Penyakit ovarium polikista
o.
Polip endometrium.
2.
Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik.
Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim biasanya mengalami
gejala berikut ini secara menetap:
tekanan abdomen (merasa penuh,bengkak atau kembung)
Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Gejala
lainnya meliputi:
1)
Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
2)
Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas,seperti sembelit
3)
Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
4)
Lemas & letihlesu yang berkelanjutan
5)
Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
6)
Perubahan dalam siklus menstruasi
7)
Perdarahan rahim yang abnormal
8)
Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami
menstruasi)
9)
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
10)
Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun)
11)
Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
12)
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
13)
Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
14)
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Dengan mengetahui gejala nya diharapkan bidan dapat meduga degredasi ganas
padakanker rahim dengan bertindak :
a.
Melakukan pemeriksaan pap smear
b.
Melakukan pemeriksaan dalam
Rahim agak membesar,lunak
Setelah pemeriksaan dalam kemungkinan terjadi perdarahan
Pada pemeriksaan speculum :- Perdarahan dari mulut rahim- Jaringan keluar
dari mulut rahimc.
c.
Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli
patologianatomid.
d.
Bidan segera merujuk penderita untuk menegakkan diagnose pasti ke
puskesmas,dokter ahli kandungan atau ke RS
3.
Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan panggul
Pap smear
USG transvagin
Biopsi endometrium.
Untuk
membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan
berikut:
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan air kemih
Rontgen dada
CT scan tulang dan hati
Sigmoidoskopi
Limfangiografi
Kolonoskopi
Sistoskopi.
Bidan
mempunyai tugas menegakkan diagnosis dini kanker rahim dengan :
1.
Melakukan KIE dan Motivasi tentang gejala klinik stadium awal-
Beser putih
atau bercampur darah
Perdarahan
mendadak/sedikit setelah menopause
Terjadi
sesak di bagian bawah abdomen
2.
Melakukan pemeriksaan sederhana ;
Pengambilan
pap smear
Pemeriksaan
dalam untuk menilai rahim3.
3.
Merujuk penderita untuk menegakkan diagnosa pasti
Staging
(Menentukan stadium kanker)
Stadium I :
kanker hanya tumbuh di badan Rahim
Stadium II :
kanker telah menyebar ke leher rahim (serviks)
Stadium III
: kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam rongga pangguldan
belum menyerang kandung kemih maupun rektum. Kelenjar getah bening panggul
mungkin mengandung sel-sel kanker.
Stadium IV :
kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau kanker telah
menyebar ke luar rongga panggul.
4.
Pengobatan
Pemilihan
pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum
penderita.
e.
Metode pengobatan:
1.
Pembedahan
Kebanyakan
penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tubafalopii
dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor
bisamenyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin
tertinggalkemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh
ovarium. .
2.
Terapi penyinaran (radiasi)Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh
sel-sel kanker.Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang
sel-sel kanker di daerah yangdisinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan
terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisadilakukan sebelum pembedahan
(untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan(untuk membunuh sel-sel
kanker yang tersisa)
3.
Kemoterapi
Pada terapi
hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke selkanker dan
mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor
hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.Sebelum dilakukan
terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringanmemiliki
reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap
terapihormonal. Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa
mempengaruhi sel-sel diseluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan
pil progesteron.
Terapi
hormonal dilakukan pada:
penderita
kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun terapi penyinaran
penderita
yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya
penderita
yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi
hormonal,maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin
dan sisplastin.
Efek samping
pengobatan kanker
1.
Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri dan
merasasangat lelah. Kebanyakan penderita akan kembali menjalani aktivitasnya
yang normaldalam waktu 4-8 minggu setelah pembedahan.Beberapa penderita
mengalami mualdan muntah serta gangguan berkemih dan buang air besar.
2.
Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami menstruasi dan
tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat, maka penderita juga
mengalamimenopause. Hot flashes dan gejala menopause lainnya akibat
histerektomi biasanyalebih berat dibandingkan dengan gejala yang timbul karena
menopause alami.
3.
Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan
seksual.Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan dalam
melakukanhubungan seksual
f.
Pencegahan
1.
Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara
rutin,untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
2.
Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering
menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk
biopsiendometrium).
E). Tumor
pada ovarium
a.
Patologi
Pertumbuhan
tumor prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat
menjadikenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk
melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas
ovarium yang menghasilkan ascites.
Tumor ganas
ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,entodermal,dan mesodermal)
dengansifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab
itu histiogenesis maupunklasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.
Kira-kira
60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10% pada
usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak
tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignanc yatau carcinoma of
low-malignant potential) dan yang jelasganas (true malignant).
Klasifikasi
Tumor Ovrium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi :
1)
Tumor Epitelial yang umum : A. Serosa, B. Musinosa, C. Endometroid, D.
Clearcell(mesonephroid) : a. Benigna, b. Borderline malignancy,c. Karsinoma,E.
Brenner, F. Epitelialcampuran, G. Karsinoma tak terdiferensiasi, H. Tumor tak
terklasifikasi.
2)
Sex-cord stromal tumours : A. Tumor Granulosa-theca cell : a. Benigna,b.
Maligna,B.Androblastoma (sertoli-leydig), C. Gynandroblastoma, D. Tidak
terklasifikasi
3)
Tumor-tumor lipid cell.
4)
Tumor-tumor Germ-cell :
A.
Disgerminoma,
B.Tumor
Sinus Endodermal,
C.KarsinomaEmbrional,
D.Poli-Embrioma,
E.Khoriokarsinoma,
F.Teratoma :
1. Immatur,
2.Matur(solidatau
kistik)
3.monodermal (stroma ovarii dan/ atau
karsinoid, atau lainnya).
a.
Tumor-Tumor Epitelial Ovarium
Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk
tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah
ganas terjadi pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum
pseudo-musinosa merupakan satu variasidari tumor dengan kemungkinan penyebaran
lokal yang tinggi.
b.
Tumor-Tumor Stroma Sex-Cord
Diduga berasal dari mesenkhim gonad , yang potensial mampu mendiferensiasi ke
dalamstruktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat mengakibatkan
munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.
AndroBlastoma atau tumor yang berasal dari mesenkhim akan mendiferensiasi ke
dalamstruktur gonadal laki-laki : 1). Arrhenoblastoma ,mikroskopik terlihat
gambaran tubuler dan berhubungan denagan gejala/ tanda defeminisasi atau
maskulinisasi, 2)TUmor Sertoli cell,adalah bentuk feminisasi dari
Androblastoma. Sel-sel sertoli merupakan sumber dari estrogen pada gonadlelaki,
3)Tmor Sel Granulosa, 4)TUmor Sel Theca.
c.
Tumor-Tumor Sel Germinal (Germcell tumours)
Tumor
ini berasal dari sel germinal dan derivatnya.
a.
Disgerminoma
Biasanya
terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan permukaanrata,
konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami degenerasi,
berwarna sawomatang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
gambaran sarang-sarangsel telur yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal,
terpisah oleh septa jaringan ikat. 88,6%dapat disembuhkan hanya dengan USO
(Unilateral Salpingo Oerectomy), kalau perlu pasca bedah dapat dipertimbangkan
radioterapi pada Tumor bed karena tumor ini sangat radiosensitif dan
radiocurable.
b.
Teratoma
Diduga
berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk
elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium bisa ditemukan
dalam bentuk kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas berbentuk solid,
terdiri atas campuran jaringan sel telur yang matang (matur) dan yang tidak
matang (immatur). Teratomaganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan pada
penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis
yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di samping uterus, kadang
kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Terapinya pembedahan dengan
khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
c.
Tumor sinus endodermal
Berasal
dari jolk sac atau saccus vitellinus,umumnya ditemukan pada gadis atauwanita
muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik
didapatkanretikulum dengan ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal) di
tengahnya. Sinus tersebutterdiri atas pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel
kuboid.
d.
Khoriokarsinoma
Tumor primer
berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
sepertikhoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas
Gestasional ).Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukansinsio ± dan sitotrofoblas
tanpa villikhoroalis.
e.
Gonado Blastoma
Tumor yang
diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam ovariumatau testis
yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel
Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan
seringmenunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan mengandung khromosom
Y.Gonadoblastoma mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
d.
Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovariuma.
a.
Sarkoma OvariumTumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Sarkoma teratoid: sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan
tetapiunsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat dengan
prognosis jelek.
2.
Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan dalam 2
jenis : 1) Stroma-cell sarcoma dan 2) Leiomiosarkoma. Prognosis umumnya baik,
apabila tumor belum meluas pada waktu operasi dilakukan.
3.
Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atas sel-sel
epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang berproliferasi cepat. Tumor
biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapatmenimbulkan
rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran sel-sel tumor jugacepat secara
hematogen.
b.
Karsinoma Ovarium Metastatik Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor
primernya berasal dari korpusuterus, usus-usus, mamma atau kelejar tiroid.
Termasuk dalam golongan ini adalah Tumor Krukenberg yang mempunyai
gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel yang menyerupai cincinsignet di
tengah-tengah stroma. Sebagian besar dari Tumor Krukenberg adalahmetastatis
darikarsinoma ventrikuli (gaster).
1.
Penyebaran
Tumor ganas
ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,mediastinal, dan
supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh,terutama
paru-paru, hati dan otak.
2.
Penetapan tingkat klinis keganasan
UICC
|
Kriteria
|
FIGO
|
T1
|
Terbatas
pada ovarium
|
I
|
Tia
|
Satu ovarium,
tanpa ascites
|
Ia
|
Tib
|
Kedua
ovarium, tanpa ascites
|
Ib
|
Tic
|
Satu/ dua
ovarium, ada ascites
|
Ic
|
T2
|
Dengan
perluasan ke panggul
|
II
|
T2a
|
Uterus
dan/ atau tuba, tanpa ascites
|
IIa
|
T2b
|
Jaringan
panggul lainnya, tanpa ascites
|
IIb
|
T2c
|
Jaringan
panggul lainnya, dengan ascites
|
IIc
|
T3
|
Perluasan
ke usus halus/ omentum dalam panggul, atau penyebaran intraperitoneal /
kelenjar retraperitoneal
|
III
|
M1
|
Penyebaran
ke alat-alat jauh
|
IV
|
3.
Diagnosis
Diagnosis
didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan
penyakitnya yang sudah agak lanjut :
a)
Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasike
jaringan sekitar,
b)
Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritonealdan bermanifestasi
adanya ascites
c)
Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau
hiperestrogenisme ,intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan
tipehistologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan
ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor ataumasa, di dalam
panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang
solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised axial
Tomography scanning) dapat memberi informasi yang berhargamengenai ukuran tumor
dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai biopsi
potong beku (Frozen section) masih tetap merupakan prosedur diagnostik
paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnhya mengenai tumor dan perluasannya
seta menentukan strategi penanganan selanjutnya.
4.
Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada
tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Luas prosedur
pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelahyang
lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus
uteri).Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja :
Oophorektomi atau oophoro kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat
klinik penyakit T1a, wanitamasih muda, blum mempunyai anak, derajat keganasan
tuor rendah seperti disgerminoma,tumor sel granulosa, dan arr henoblastoma Atau
low potential malignancy=bordeline malignancy.
5.
Radioterapi
Sebagai
pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2(FIGO:
Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga perut.
Pada tingkat
klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan
dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa,hanya efektif
pada jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif) sepertidisgerminoma
dan tumor sel granulosa.
6.
Khemoterapi
Sekarang
telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganasovarium. Sejumlah
obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating (seperti
cyclophospamide,chlorambucil ),antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agens
lain(seperti Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering
menggunakan preparat hormon progestativa.
7.
Komplikasi
Obstruksi
usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatanlanjut yang
dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat
by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
8.
Second-look laparotomi
Untuk
memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi ataukhemoterapi, lazim
dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga (third-look
laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses
penyakit,hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa
dihentikan atau perludilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
5. Neoplasma
Ovarium yang jarang Teratoma ovarium (termasuk Tumor sinus Endodermal ).
Menarik perhatian karena pekanya terhadap khemoterapi dan hubungannya dengan
petanda tumor (tumor marker ) AFP(Alfa Feto-protein). Petanda tumor ini sangat
berguna untuk diagnosis maupun pemantauan(monitoring) dan penanganan/
pengobatan.
Tumor yang
mensekresi endokrin adalah penting karena mereka dapat menampakkandiri dengan
kelainan-kelainan endokrin, dan pengobatannya mungkin akan sangat efektif
dengan mengendalikan gejala-gejalanya.
Pengamatan
lanjut
Untuk tumor
ganas ovarium skema/ bagan pengamatan lanjut (follow up control)adalah sebagai
berikut :
a. Sampai
1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
b. Kemudian
sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
c. Kemudian
sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
d. Seterusnya
setiap setahun sekali.
Konsep
tatalaksana kanker ovariumPredisposisi :
a. Kista
pada anak/remaja
b. Kista
usia lanjut
c. Kista
di atas 45 tahun
d. Ovarium
masih teraba pada menopause
Keluhan
utama :
1. Tanpa
keluhan
2. Kista
cepat besar
3. Stadium
lanjut :
-
Kahesia
-
Tumor pada abdomen
-
Asites
-
Metastase-kaki edema
Pemeriksaan
kanker ovarium :
-
Inspeksi :
1. Terlihat
tumor pada abdomen
2. Pembuluh
darah prominen
3. Badan
atas kurus,edema tungkai
-
Pemeriksaan palpasi :
1. Teraba
tumor
2. Nerbenjol-benjol
3. Gerak
terbatas
4. Terdapat
asites
5.
Konsitensi: padat kenyal- Pemeriksaan dalam :Terasa teraba tumor abdomen,Padat
kenyal gerak terbatas3. Ovarium masih teraba setelah menopause.
E .Tumor
pada payudara
Tumor jinak
Tumor ganas pada payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae)
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases
(ICD) dengan kode nomor 17.
Beberapa jenis kanker
payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi
berlebih enzim PTK-6.
Ø Transformasi
Sel-sel
kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Ø Fase inisiasi
Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik
sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari.
Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat
sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron,
sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar
payudara dan lobualveologenesis
pada sel epitelial
payudara, diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis
pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin
akan menginduksi transkripsi
regulator siklus sel
berupa siklin D1
untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7
kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen, oleh
karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi
pencerap progesteron pada sel epitelial. Selain itu, progesteron juga
menginduksi sekresi kalsitonin sel luminal
dan morfogenesis
kelenjar.
Ø Fase promosi
Pada
tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari
sel yang peka dan suatu karsinogen).
Ø Fase metastasis
Metastasis
menuju ke tulang merupakan hal yang kerap
terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain
seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.Metastasis
demikian bersifat osteolitik,
yang berarti bahwa osteoklas
hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis
dan mempengaruhi diferensiasi
dan aktivitas osteoblas
serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang
merupakan jaringan
unik yang terbuat dari matriks protein
yang mengandung kalsium
dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme
yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks
ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinase matriks
tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik
terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial
yang dimediasi oleh ekspresi VEGF.
VEGF merupakan mitogen
angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial.
Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin,
sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap
VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan
membentuk tubulus.
Ø Klasifikasi
Terdapat
beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur
pada kanker payudara, yaitu sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468, sel BT-20
dan sel BT-549.
Ø Histopatologi
Berdasarkan
WHO Histological Classification of
breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
- Non-invasif karsinoma
- Non-invasif duktal karsinoma
- Lobular karsinoma in situ
- Invasif karsinoma
- Invasif duktal karsinoma
- Papilobular karsinoma
- Solid-tubular karsinoma
- Scirrhous karsinoma
- Special types
- Mucinous karsinoma
- Medulare karsinoma
- Invasif lobular karsinoma
- Adenoid cystic karsinoma
- karsinoma sel squamos
- karsinoma sel spindel
- Apocrin karsinoma
- Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
- Tubular karsinoma
- Sekretori karsinoma
- Lainnya
- Paget's Disease
Ø Stadium
Stadium
penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu
penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan
sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas
atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium,
harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya yaitu histopatologi
atau PA, rontgen ,
USG, dan bila memungkinkan dengan CT
scan, scintigrafi, dll.
Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut
saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International
Union Against Cancer dari World
Health Organization)/AJCC (American
Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
Sistem TNM
TNM
merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening
regional dan "M" yaitu metastasis
atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis
sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan
histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
- T (tumor size), ukuran tumor:
- T 0: tidak ditemukan tumor primer
- T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
- T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
- T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
- T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
- N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
- N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
- N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
- N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
- N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
- M (metastasis), penyebaran jauh:
- M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
- M 0: tidak terdapat metastasis jauh
- M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing
faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan
akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
- Stadium 0: T0 N0 M0
- Stadium 1: T1 N0 M0
- Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
- Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
- Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
- Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
- Stadium III C: Tiap T N3 M0
- Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
Genetik
Array-mikro DNA
Array-mikro DNA merupakan suatu metode
yang diawali dengan membandingkan sel normal dengan sel kanker dan melihat
perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik
antara dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu
menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker, namun beberapa grup periset
mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai kecenderungan
untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik
yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinamika fungsional
gen dan genom dapat diamati seperti
proses transkripsi mRNA, identifikasi domain
pengikat dari protein asam nukleat, analisis single-nucleotide polymorphism.[8]
Sejumlah profil genetik
telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah:
- Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klasifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen 1.[9] Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup; DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
- Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.[10]
- Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.[10]
Ø Profil intrinsik Perou-Sørlie
Dari
sudut pandang histologi,
sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis
sel selain sel kanker.Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu
diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi
kluster gen tertentu, kemudian dicari
kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda.
Pada
profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang merupakan variasi sel-sel
tertentu yang terdapat di dalam tumor.
- Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34, CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
- Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen
- Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meliputi fatty-acid binding protein 4 dan PPAR
- Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunoglobulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi pada kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari kultur mieloma multipel.
- Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltrasi. Sebuah kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia.
- Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozyme.
Terdapat
dua jenis sel epitelial
pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel mioepitelial,
dan sel epitelial luminal.
Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang
ditemukan gen yang dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal
meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4
dan laminin.
Sedangkan kluster genetik sel luminal
meliputi faktor
transkripsi yang berkaitan dengan
pencerap estrogen
seperti GATA-binding protein-3,
X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3.
Lintasan onkogenik
Klasifikasi menurut
lintasan onkogenik terbagi menjadi 4 subtipe yang disebut
- luminal A yang disertai ekspresi pencerap hormon, baik estrogen, progesteron maupun keduanya, dan tanpa ekspresi HER-2 (bahasa Inggris: human epidermal growth factor receptor 2). Pada subtipe luminal A, terjadi ekspresi berlebihan protein yang berperan dalam lintasan metabolisme asam lemak dan lintasan transduksi sinyal selular yang menggunakan steroid, khususnya melalui ekspresi pencerap estrogen.[12]
- luminal B dengan pencerap hormon +, HER-2 +.
- triple negative dengan pencerap hormon -, HER-2 -.
- HER-2 over-expressing dengan pengecerap hormon -, HER-2 +.
Berdasarkan klasifikasi
ini, hasil sampling dari 2.544 kasus yang terjadi di Amerika,
73% didapati mengidap subtipe luminal A, 12% penderita luminal B, 11% adalah
kanker triple negative dan 4%
merupakan jenis HER-2 over-expressing.[13]
Beberapa ahli lain
menambahkan subtipe seperti;
- basal-like dengan ekspresi berlebih protein yang berperan pada proliferasi dan diferensiasi sel, lintasan p21 dan transduksi sinyal dalam siklus sel pada checkpoint antara fase G1 dan fase S.
- basal A dengan lintasan ETS dan gen BRCA1.
- basal B dengan lintasan sel mesenkimal dan/atau sel punca/sel progenitor
Ø Gejala klinis
Benjolan pada payudara
Umumnya
berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan
itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan
pada kulit payudara atau pada puting susu.
Erosi atau eksema puting susu
Kulit
atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan
sampai menjadi oedema hingga
kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar
dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
- Pendarahan pada puting susu.
- Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
- Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker
payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:
- terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
- adanya nodul satelit pada kulit payudara;
- kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
- terdapat model parasternal;
- terdapat nodul supraklavikula;
- adanya edema lengan;
- adanya metastase jauh;
- serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple
discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu
secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila
terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang
wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan
encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting
susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan
cairan selain air susu.
Faktor-faktor penyebab
·
Faktor
risiko
Menurut
Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
- Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
- Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[15].
- Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
- Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
- Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
- Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
- Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun [16]
Faktor Genetik
Kanker
peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari
orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada
beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang
dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen
dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen
pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara
diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
Pengobatan kanker
Ada
beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
Mastektomi
Mastektomi
adalah operasi
pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
- Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
- Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
- Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
Radiasi
Penyinaran/radiasi
adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X
dan sinar gamma
yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah
operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit
cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Kemoterapi
Kemoterapi
adalah proses pemberian obat-obatan
anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang
bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis.
Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton,
1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat
merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tulang yang
sering digunakan untuk melawan osteoporosis
yang diinduksi oleh ovarian
suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme
tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara
menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat ditoleransi
tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis
dan turunnya fungsi ginjal.CT
dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP
dan menghambat perkembangan sel kanker. Molekul cAMP
tersebut terbentuk dari ekspresi
pencerap CT
yang terhubung adenylate cyclase
oleh paling tidak satu buah guanine
nucleotide-binding protein. Respon cAMP
terhadap CT
dapat menurun ketika sel
terinkubasi senyawa mitogenik
berupa 17beta-estradiol
dan EGF;
dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3;
serta oligonukleotida
dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi
polip endometrial, hiperplasia
dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.
Respon
berupa produksi cAMP
yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT.
Senyawa efektor adenylate cyclase
seperti forskolin
dan senyawa beta-adrenergic receptor
agonist seperti isoproterenol
hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada
sel MDA-MB-231, CT
akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A
dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan
Strategi pencegahan
Pada
prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan,
pada pejamu, dan milestone.
Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi
kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.
Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan
primer
pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena
dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa
pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[25]
Pencegahan sekunder
Pencegahan
sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode
deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi
90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus
pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat
dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
- Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
- Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
- Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster
dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada
wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi
maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
Pencegahan tertier
Pencegahan
tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak
terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker
telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Daftar
Pustaka
Rahardjo.S.
Myoma uteri di Rumah Sakit.Dr. Soetomo 1972-1974.skripsi. Surabaya: Bagian
Obstetri dan ginekologi
Sulistyo, R.
Sunardi Saiman R. Myoma uteri di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, 1970-1972.
Medan : Kngr Myoma Ginekol Indonesia III, 1976
http://tumor
ganas.com/1101/kanker-ovarium/
Prawirohardjo,
Sarwono. 2007.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka edisi 2
2 komentar:
thanks infonya ya Vera , sangat membantu tulisannya :)
terimakasih banyak, sangat membantu sekali informasinya...
Posting Komentar